Menuju konten utama

Usai IPO, Harga Saham BRIS Naik Lima Kali Lipat

Market cap BRIS pada saat IPO sebesar Rp4,96 triliun dan naik per 3 Februari 2021 mencapai Rp112,84 triliun.

Usai IPO, Harga Saham BRIS Naik Lima Kali Lipat
Pegawai berjalan di Bank Syariah Indonesia (BSI) usai diresmikan di Jakarta, Senin (1/2/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.

tirto.id - PT Bank Syariah Indonesia resmi melantai di bursa. Bank hasil penggabungan tiga bank Syariah plat merah ini menyandang kode emiten BRIS, bekas BRI Syariah yang juga menjadi surviving entity dari merger.

“Melihat kinerja saham BRIS yang positif di tengah pandemi, kami berharap BRIS dapat menjadi primadona di bursa. Dan ke depan BRIS bisa dapat masuk ke dalam Index IDX BUMN20,” ucap Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi dalam keterangan tertulis, Kamis (4/2/2021).

BRIS melakukan initial public offering (IPO) dengan harga Rp510 tidak lama berselang setelah pendiriannya. Per 3 Februari 2021, harga saham BRIS naik 5 kali lipat mencapai Rp 2.750 per lembar saham.

Market cap BRIS pada saat IPO sebesar Rp4,96 triliun dan naik per 3 Februari 2021 mencapai Rp112,84 triliun.

“Kami berharap kinerja ini semakin mendorong dan menginspirasi sektor keuangan dan perusahaan keuangan syariah lain untuk melantai di bursa,” ucap Hery.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi mengatakan emiten BRIS termasuk satu dari sepuluh saham syariah dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI. Berdasarkan catatan BEI, BRIS menjadi salah satu emiten dengan kinerja saham yang baik sepanjang 2020 dengan kenaikan harga saham 582 persen. Dari Rp330 menjadi Rp2.250 per lembarnya.

Inarno menambahkan jumlah saham syariah meningkat signifikan 33 persen dari 318 saham syariah pada 2015 menjadi 426 saham per 22 Januari 2021.

“Kapitalisasi Rp3,5 triliun atau 47,5 persen dari total kapitalisasi pasar saham BEI,” ucap Inarno dalam keterangan tertulis, Kamis (4/2/2021).

========

Disclaimer: Artikel ini dibuat bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan investasi tetap di tangan investor. Tirto tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul.

Baca juga artikel terkait BANK SYARIAH INDONESIA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan