tirto.id - Usai gempa melanda wilayah Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) sore, para warga belum berani masuk ke rumah.
Vivi Yanti Banseng, 25, seorang warga Kecamatan Tatanga, Kota Palu, mengatakan dia dan tetangganya bertahan di luar rumah karena takut dengan datangnya gempa susulan.
"Gempa masih terjadi sampai sekarang. Warga pada di luar. Tidur di aspal," ujar Vivi saat dihubungi Tirto, Jumat (28/9/2018) pukul 22.00 WIB.
Vivi mengatakan, di tempat tinggalnya listrik masih padam. Sejumlah bangunan dan jalan retak, sementara tiang listrik roboh. Sedangkan operator seluler yang bisa dikontak hanya Axis. Operator seluler seperti Telkomsel dan Indosat putus kontak.
Gempa pertama kali Vivi rasakan terjadi sekitar pukul 15.00 WITA. Saat itu, dia tengah berada di kantornya yang terletak di Sigi, kabupaten sebelah selatan Kota Palu. Kemudian, gempa yang lebih kuat terjadi lagi sekitar pukul 17.30 WITA.
Vivi mengaku mendapatkan peringatan dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) melalui SMS mengenai dua gempa tersebut. SMS pertama masuk pada pukul 15.00 WITA tanpa peringatan tsunami. SMS kedua masuk pada skitar 17.30 WITA dengan peringatan tsunami.
Penulis: Husein Abdulsalam
Editor: Yandri Daniel Damaledo