tirto.id -
"Kita dorong supaya jangan sampai ada kerusuhan. THR sudah dibagikan kemudian suasana aman nyaman maka konsumsi belanja meningkat," jelas dia usai melepas 34 Perwakilan Satgas Pangan Jelang Lebaran di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat Senin (27/5/2019).
Ia menjelaskan, laju pertumbuhan diproyeksi masih bersandar pada sektor konsumsi rumah tangga yang terpacu faktor musiman Ramadan dan Lebaran.
"Pasti ada pengaruhnya kemarin, sebagai contoh tanah Abang tutup beberapa waktu, jangan jauh-jauh. Sarinah aja tutup itu yang kasian rakyat. Sekarang akhirnya [masa itu] udah lewat. Kalau berkelanjutan pasti terganggu. Sekarang situasi sudah kondusif," papar dia.
Aksi 22 Mei 2019 yang berujung ricuh di depan kantor Bawaslu RI dan beberapa wilayah lain di Jakarta menyebabkan sejumlah pusat perbelanjaan tutup. Mereka mengkhawatirkan aspek keamanan sehingga memilih untuk tidak melakukan perniagaan. Akibatnya, kerugian pun menjadi hal yang tak terelakkan.
Salah satu pusat perbelanjaan yang tutup adalah Sarinah yang terletak persis di depan kantor Bawaslu RI. Direktur Utama Sarinah, Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa mengatakan manajemen memutuskan tidak beroperasi karena situasi yang tidak kondusif.
Akibatnya, kata Ngurah, manajemen harus siap merogoh kerugian sekitar Rp400-Rp500 juta per hari akibat penutupan itu. Jumlah itu pun belum mencangkup kerugian yang dialami tenant karena turut tidak beroperasi.
Namun, meski banyak tenant yang tidak bisa beroperasi, Ngurah mengaku belum menerima complain terkaitkeputusan ini lantaran kondisi di depan Bawaslu RI yang tidak kondusif sejak Selasa dini hari hingga Rabu malam.
“Hari ini kami putuskan saja tidak operasikan pertokoannya karena situasi tidak memungkinkan,” kata Ngurah saat dihubungi reporter Tirto, Rabu (22/5/2019).
Ia menambahkan “kalau tidak beroperasi peluang pendapatan yang tidak diraih bisa mencapai Rp400-500 juta per hari.”
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nur Hidayah Perwitasari