Menuju konten utama

Setelah Kerusuhan 22 Mei, Pedagang Pasar Tanah Abang Masih Waswas

Meski Pasar Jaya Tanah Abang sudah beroperasi normal, tapi sejumlah pedagang mengklaim jumlah pembeli belum seperti biasanya.

Setelah Kerusuhan 22 Mei, Pedagang Pasar Tanah Abang Masih Waswas
Sejumlah warga melintas di jembatan penyeberangan multiguna (JPM) Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.

tirto.id - Isti (35) sibuk bebenah barang dagangannya. Satu per satu gaun yang terpampang di manekin ia masukkan ke dalam kios yang terletak di Lantai 1, Metro Tanah Abang, Pasar Jaya Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ia menutup toko lebih awal, padahal jam di meja kerjanya baru menunjukkan pukul 13.50 WIB.

"Normalnya saya tutup [toko] jam 4 atau 5 sore," ujar pemilik toko busana Damai Metro ini kepada reporter Tirto, Sabtu (25/5/2019) siang.

Pengelola PD Pasar Jaya telah mengumumkan pasar beroperasi seperti biasanya per tanggal 25 Mei kemarin. Namun, Isti belum bisa melenyapkan rasa khawatir setelah kerusuhan pada 22-23 Mei kemarin.

"Saya dapat kabar kalau akan ada demo lagi. Tapi belum tahu kebenarannya," ujarnya.

Isti menuturkan saat ini jumlah pembeli yang datang ke kiosnya belum normal seperti biasanya. Ia menduga para pembeli masih ragu-ragu untuk datang ke Pasar Jaya Tanah Abang.

Saat terjadi kerusuhan, Isti menutup kiosnya selama tiga hari mulai dari 21 sampai 23 Mei. Ia mendapat informasi soal kerusuhan dari pengelola pasar.

"Biasanya mereka [pengelola] mengumumkan pakai speaker. Juga lewat via WhatsApp. Kan, kami punya grup pedagang juga tuh," kata dia.

Kekhawatiran terulangnya kerusuhan juga dirasakan oleh Andi (65), pemilik toko emas Murah Hati yang terletak di pinggir Jalan Fachrudin atau persis di seberang Blok B Pasar Jaya Tanah Abang.

Saat kerusuhan terjadi, akses jalan di depan toko milik Andi ditutup lantaran masuk zona merah. Ia khawatir tokonya dibobol dan barang dagangannya dijarah massa.

"Waswas mah jelas. Toko yang lain juga waswas. Ya, mau bagaimana lagi," ujarnya dengan nada pasrah.

Andi terpaksa menutup toko emas yang sudah beroperasi selama 60 tahun itu selama dua hari. Toko ia buka kembali pada 24 Mei kemarin. Namun, ia mengatakan penjualannya saat ini belum stabil.

"Hari ini begini-begini saja, sepi. Bisa jadi karena kejadian kemarin," ujarnya.

Sebelumnya, Kamis (23/5/2019), para pedagang belum berjualan. Mereka kehilangan potensi pendapatan yang cukup besar, apalagi ini bulan Ramadan; waktu untuk mendapat omzet lebih tinggi tinimbang raihan pada bulan-bulan lain. "Kerugian ditaksir Rp200 miliar per hari. Kemarin sampai sekarang empat blok tutup," jelas Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin kepada Tirto, Kamis (23/5/2019).

Peningkatan Pengamanan

Asisten Manajer Publikasi dan Media PD Pasar Jaya, Amanda Gita Dinanjar memahami kalau para pedagang masih khawatir kerusuhan 22 Mei terulang. Atas dasar itu, pengelola berkoodinasi dengan aparat untuk meningkatkan pengamanan di Pasar Jaya Tanah Abang.

"Kami koordinasi dengan kepolisian dan TNI," ujar Amanda saat dihubungi reporter Tirto, Sabtu (25/5/2019).

Amanda menambahkan Pasar Jaya Tanah Abang juga mendapat tambahan personel petugas keamanan yang diperbantukan dari pasar-pasar lain.

"Ya sama-sama kita doakan, semoga kondisinya makin kondusif," ujarnya.

Berdasarkan pantauan reporter Tirto pada Sabtu sore, beberapa anggota TNI berjaga di sejumlah titik pasar Tanah Abang. Mereka berjaga di setiap blok pasar sampai ke ruas jalan Kh Mas Mansyur dan Jalan Jembatan Tinggi Raya.

Baca juga artikel terkait AKSI 22 MEI atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Gilang Ramadhan