tirto.id - Pemberian vaksin COVID-19 diperkirakan dilakukan pada akhir Desember 2020 atau awal Januari 2021, tergantung pada datangnya vaksin dan proses persiapan yang dilakukan di Indonesia.
Soal vaksin, kita berharap vaksin ini bisa datang pada akhir November ini. Kita berusaha. Kalau tidak bisa, ya datangnya di bulan Desember," kata Presiden Joko Widodo, Rabu (18/11/2020).
Presiden menegaskan, semua vaksin yang akan digunakan, harus terdaftar dalam daftar vaksin di Lembaga Kesehatan Dunia (WHO).
"Ini wajib," katanya.
Vaksin yang dibeli, lanjut kata Presiden, dari perusahaan yang mereknya telah terdaftar di WHO.
"Saya tidak menyebut mereknya apa, tapi harus ada di dalam list WHO," katanya.
Presiden menjelaskan, setelah vaksin masuk ke Indonesia dan diterima, masih ada tahapan lagi di BP POM, tidak bisa langsung disuntikkan.
"Masih diperlukan emergency user, dan tahapan itu memerlukan waktu sekitar tiga minggu," katanya.
Setelah mendapatkan izin dari BP POM, katanya, baru kemudian dilakukan vaksinasi.
"Namun, kaidah-kaidah saintifik dan kaidah-kaidah ilmiah ini, juga sudah saya sampaikan. Wajib diikuti," katanya.
Sebelumnya, pada Oktober lalu pemerintah menargetkan pemberian vaksin pada lima kelomprok prioritas.
Dikutip dari Setkab, Rabu (14/10/2020), sasaran pertama, vaksinasi COVID-19 akan dilakukan pada garda terdepan penanganan pandemi COVID-19.
Garda terdepan itu termasuk di dalamnya medis dan paramedis, TNI/Polri, aparat hukum, dan pelayanan publik. Jumlahnya mencapai 3,4 juta orang.
Sasaran kedua, vaksinasi COVID-19 akan menyasar masyarakat, tokoh agama, dan perangkat daerah (kecamatan, desa, RT/RW) sebanyak 5,6 juta orang.
Sasaran ketiga, seluruh tokoh/tenaga pendidik mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, sampai sederajat perguruan tinggi, sebanyak 4,3 juta orang.
Sasaran keempat, Vaksinasi bakal dilakukan pada aparatur pemerintah (pusat, daerah, dan legislatif) sebanyak 2,3 juta penerima vaksin.
Sasaran kelima atau terakhir, vaksinasi COVID-19 menyasar Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan sebanyak 86 juta orang.
___________
Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Editor: Agung DH