Menuju konten utama
Gangguan Ginjal Akut Misterius

Update Ginjal Akut: 324 Kasus, 200 Meninggal, 11 Masih Dirawat

Per 23 November 2022, terdapat 324 kasus di 27 provinsi, 200 di antaranya meninggal, 11 anak masih dirawat di rumah sakit, dan 113 dinyatakan sembuh.

Update Ginjal Akut: 324 Kasus, 200 Meninggal, 11 Masih Dirawat
Ilustrasi - Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Aceh Mellani Subarni membesuk anak-anak pasien gagal ginjal akut yang menjalani perawatan di RSUD Zainoel Abidin, Banda Aceh, Sabtu (22/10). ANTARA/HO-Dokumentasi pribadi

tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan hingga kemarin, Rabu, 23 November 2022, total 200 anak meninggal akibat gangguan ginjal akut misterius di Indonesia. Sementara, total kasus penyakit tersebut hingga kemarin terdapat 324 kasus di 27 provinsi, 11 anak masih dirawat di rumah sakit, dan 113 dinyatakan sembuh.

Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara atau Jubir Kemenkes Mohammad Syahril via Zoom dalam acara Forum Merdeka Barat 9 bertajuk “Perkembangan Hasil Penelitian Obat mengandung EG dan DEG pada Kasus Gagal Ginjal Akut” yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube FMB9ID_ IKP pada Kamis (24/11/2022).

“Jadi per tanggal 23 November, terdata 27 provinsi. Dari 27 provinsi ini setelah di total, semuanya adalah 324,” kata dia.

Syahril mengklaim bahwa kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Tanah Air tidak bertambah sejak dua pekan terakhir. Di mana angkanya tetap di angka 324 kasus.

“Yang berkurang itu adalah yang dirawat, yang dirawat itu kemungkinannya bisa meninggal atau sembuh, itu saja,” ucap dia.

Syahril menyebut kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak tidak ada penambahan usai Kemenkes melarang pengunaan obat sirop sejak 18 Oktober 2022 lalu.

Ia juga memastikan bahwa penyebab gangguan ginjal akut misterius pada anak adalah karena keracunan obat sirop yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). Selain pelarangan penggunaan obat sirop, Kemenkes juga memberi antidotum atau obat penawar Fomepizole bagi pasien gangguan ginjal akut misterius pada anak.

“Tentu saja masyarakat atau anak-anak tidak boleh lagi minum obat itu (obat sirop) sampai dibuktikan oleh Badan POM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), ada memang obat yang tidak perlu pakai pelarut (berbahaya) kemudian aman,” tutur Syahril.

Berdasar data Kemenkes hingga kemarin, Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta yang terbanyak melaporkan kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak yaitu 83 dengan empat dirawat, 47 meninggal, dan 32 sembuh. Diikuti oleh Jawa Barat (Jabar) 41 kasus dengan tiga dirawat, 24 meninggal, dan 15 sembuh, Aceh 32 kasus dengan 24 meninggal dan delapan sembuh.

Adapun Jawa Timur (Jatim) 25 kasus, Banten 21 kasus, Sumatera Barat (Sumbar) 20 kasus, Bali 16 kasus, Sumatera Utara (Sumut) 15 kasus, Sulawesi Selatan (Sulsel) sembilan kasus, serta Jambi delapan kasus. Lalu, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masing-masing enam kasus, Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jawa Tengah (Jateng) masing-masing lima kasus, Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Sulawesi Tenggara (Sultra), Kepulauan Riau (Kepri), dan Lampung masing-masing empat kasus, dan Kalimantan Utara (Kalut) tiga kasus.

Selain itu, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Kalimantan Tengah (Kalteng) masing-masing dua kasus, serta Gorontalo, Bengkulu, Sulawesi Utara (Sulut), dan Kalimantan Barat (Kalbar) masing-masing satu kasus.

Baca juga artikel terkait atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri