tirto.id - Grafik perkembangan kasus Corona dan Omicron, varian baru Covid-19 masih terus dilaporkan sampai hari ini.
Dilansir dari Worldometers Senin, 10 Januari 2022 per pukul 07.40 WIB, data kasus positif virus Corona secara global telah mencapai 307.785.155.
Jumlah itu diperoleh setelah ada penambahan kasus baru harian , yakni 1.848.412 dalam waktu 24 jam terakhir.
Untuk kasus kematian tercatat sebanyak 5.505.728 dan pasien yang dinyatakan sembuh adalah 259.499.030 dari seluruh negara yang terkonfirmasi wabah SARS-CoV-2.
Berikut ini data 10 negera dengan kasus Corona terbanyak di dunia pada hari ini:
- Amerika Serikat: 61.261.150 kasus positif (+306.736 kasus baru), 859.346 kematian, 42.255.951 kesembuhan, dan 18.145.853 kasus aktif.
- India: 35.708.442 kasus positif (+180.438 kasus baru), 483.790 kematian, 34.487.596 kesembuhan, dan 737.056 kasus aktif.
- Brasil: 22.523.907 kasus positif (+24.382 kasus baru), 620.031 kematian, 21.626.836 kesembuhan, dan 277.040 kasus aktif.
- Inggris: 14.475.192 kasus positif (+141.472 kasus baru), 150.154 kematian, 10.780.899 kesembuhan, dan 3.544.139 kasus aktif.
- Prancis: 12.111.218 kasus positif (+296.097 kasus baru), 125.438 kematian, 8.515.576 kesembuhan, dan 3.470.204 kasus aktif.
- Rusia: 10.650.849 kasus positif (+16.246 kasus baru), 316.163 kematian, 9.686.912 kesembuhan, dan 647.774 kasus aktif.
- Turki: 9.978.452 kasus positif (+61.727 kasus baru), 83.702 kematian, 9.316.621 kesembuhan, dan 578.129 kasus aktif.
- Jerman: 7.531.630 kasus positif (+30.812 kasus baru), 114.712 kematian, 6.713.100 kesembuhan, dan 703.818 kasus aktif.
- Italia: 7.436.939 kasus positif (+155.659 kasus baru), 139.038 kematian, 5.353.922 kesembuhan, dan 1.943.979 kasus aktif.
- Spanyol: 7.164.906 kasus positif, 89.934 kematian, 5.145.880 kesembuhan, dan 1.929.092 kasus aktif.
untuk kesembuhan terjadi peningkatan sebanyak 4.115.958 orang setelah bertambag 211 kasus sembuh baru, serta tersisa 6.108 kasus aktif dari seluruh wilayah di Tanah Air.
Update Omicron Dunia 10 Januari 2022
Butuh lebih dari satu tahun bagi dunia untuk mencatat 100 juta kasus virus corona pertama, dan setengah dari waktu itu untuk menghitung 100 juta berikutnya.
Dilansir New York Times, 100 juta ketiga datang lebih cepat, dalam waktu hampir lima bulan, karena sebagian besar negara, baik kaya maupun miskin, tetap tidak divaksinasi dan varian baru yang menyebar cepat terbukti mampu menginfeksi bahkan terhadap mereka yang sudah divaksinasi.
Jumlah kasus, meskipun tidak sempurna, telah menjadi barometer utama selama pandemi, tolok ukur tidak hanya bagi pemerintah negara yang menerapkan langkah-langkah mitigasi tetapi juga bagi orang-orang yang mencoba memahami ancaman di komunitas mereka sendiri.
Namun jumlah yang melampaui 300 juta kasus pada saat ini menjadi tonggak sejarah yang dicapai, ketika kasus yang datang semakin banyak, para ahli berpendapat bahwa inilah saatnya untuk berhenti berfokus pada jumlah kasus.
Sejauh ini, varian baru Omicron masih menghasilkan gejala yang tidak begitu parah daripada versi virus sebelumnya, dan penelitian menunjukkan bahwa vaksin Covid masih menawarkan perlindungan terhadap hasil terburuk.
Dan meskipun kasus meningkat lebih cepat dari sebelumnya, yakni Amerika Serikat, Australia, Prancis, dan banyak negara lain mengalami lonjakan rekor, tetapi rawat inap dan kematian akibat Covid meningkat lebih lambat.
Pra ahli khawatir bahwa banyaknya kasus yang mungkin masih membebani sistem perawatan kesehatan terjadi akibat gelombang infeksi sebelumnya.
Dr. Anthony S. Fauci, pakar penyakit menular di AS menyarankan bahwa sudah waktunya untuk berhenti fokus pada jumlah kasus.
“Seiring Anda semakin jauh dan infeksi menjadi kurang parah, jauh lebih relevan untuk fokus pada rawat inap,” kata Dr. Fauci, Minggu (9/1/2022).
Sekitar 60 persen dunia telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid, tetapi hampir tiga perempat dari semua suntikan telah diberikan di negara-negara terkaya di dunia, membuat orang-orang di beberapa bagian Afrika dan Asia rentan.
Di Amerika Serikat, kasus rata-rata mengejutkan 610.000 setiap hari, meningkat 227 persen dari dua minggu lalu.
Rawat inap meningkat pada tingkat yang lebih lambat, naik 60 persen dalam dua minggu terakhir, sementara kematian naik 2 persen.
Di Prancis, rata-rata kasus harian meningkat empat kali lipat menjadi rekor, sementara rawat inap meningkat sekitar 70 persen dan kematian berlipat ganda, menurut proyek Our World in Data di University of Oxford.
Tren negara yang mencatatkan lonjakan kasus juga kian bertambah, saat ini sudah lebih dari 110 negara yang mengonfirmasi temuan Omicron di wilayahnya.
Menyusul dengan situasi global saat ini, Pemerintah Indonesia bergegas mengambil langkah antisipasi dengan menutup untuk sementara waktu masuknya WNA ke Indonesia baik secara langsung maupun transit dan atau sebelumnya pernah tinggal dalam kurun waktu 14 hari terakhir.
Aturan baru ini tertuang dalam Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nomor 1 Tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Luar Negeri Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), yang mulai berlaku efektif pada tanggal 7 Januari 2022 sampai waktu yang tidak ditentukan.
Total ada 14 negara yang dilarang di antaranya Afrika Selatan, Botswana, Norwegia dan Perancis, serta negara yang letak geografisnya berdekatan dengan negara tersebut yakni Angola, Xambia, Zimbabwe, Malawi, Mozambique, Namibia, Eswatini, Lesotho. Juga negara dengan jumlah kasus Omicron lebih dari 10.000 kasus yakni Inggris dan Denmark.
Update Omicron Indonesia
Per 7 Januari 2022, Kemenkes mengonfirmasi jumlah kasus Omicron di Indonesia ada sekitar 318 kasus terdiri dari 295 kasus imported case dan 23 kasus transmisi lokal.
Sebagian besar kasus terkonfirmasi telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap, sekitar 99% kasus yang dikarantina memiliki gejala ringan dan mayoritas kasus berada di wilayah DKI Jakarta.
Editor: Iswara N Raditya