Menuju konten utama
Info COVID-19 Terbaru

Update COVID & Omicron Dunia 1 April: Angka Kematian Capai 6,1 Juta

Update Corona dunia dan perkembangan Omicron hari ini hingga pukul 12.00 WIB mencapai  488.659.217 kasus positif.

Update COVID & Omicron Dunia 1 April: Angka Kematian Capai 6,1 Juta
Ilustrasi COVID-19 di Wuhan. foto/istockphoto

tirto.id - Perkembangan kasus Corona di dunia masih terus dilaporkan hingga hari ini, dari kasus positif, kasus aktif, kasus sembuh, hingga jumlah kematian.

Update terbaru kasus Corona berdasarkan info Worldometers hingga Jumat, 1 April 2022 pukul 12.00 WIB, total kasus positif COVID-19 mencapai 488.659.217.

Dari jumlah itu, yang dinyatakan meninggal dunia sebanyak 6.167.162 orang, dan yang berhasil sembuh 423.625.152 pasien, serta kasus aktif menyisakan 58.866.903, di mana 57.417 orang kondisinya serius atau kritis.

Berikut ini data 10 negara dengan kasus Corona terbanyak di dunia pada hari ini:

1. Amerika Serikat: 81.780.503 kasus positif, 1.007.320 kematian, 65.236.840 kasus sembuh, dan kasus aktif 15.536.343.

2. India: 43.025.775 kasus positif, 521.211 kematian, 42.490.922 kasus sembuh, dan kasus aktif 13.642.

3. Brasil: 29.947.895 kasus positif, 659.860 kematian, 28.718.580 kasus sembuh, dan kasus aktif 569.455.

4. Prancis: 25.614.843 kasus positif, 142.273 kematian, 23.239.006 kasus sembuh, dan kasus aktif 2.233.564.

5. Jerman: 21.228.065 kasus positif, 130.045 kematian, 16.754.000 kasus sembuh, dan kasus aktif 4.344.020.

6. Inggris: 21.147.425 kasus positif, 165.379 kematian, 19.037.114 kasus sembuh, dan kasus aktif 1.944.932.

7. Rusia: 17.842.925 kasus positif, 368.722 kematian, 16.838.787 kasus sembuh, dan kasus aktif 635.416.

8. Turki: 14.860.560 kasus positif, 98.033 kematian, 14.531.930 kasus sembuh, dan kasus aktif 230.597.

9. Italia: 14.642.354 kasus positif, 159.383 kematian, 13.205.927 kasus sembuh, dan kasus aktif 1.277.044.

10. Korea Selatan: 13.375.818 kasus positif, 16.590 kematian, kasus sembuh dan kasus aktif belum dilaporkan.

Update COVID-19 & Omicron Indonesia

Indonesia masih berada pada urutan ke-18 dunia dengan kasus Corona terbanyak dengan mencatat total 6.012.818 kasus positif.

Data dari Satgas COVID-10 hingga Kamis kemarin, 31 Maret 2022, jumlah itu diperoleh setalah ada tambahan 3.332 kasus harian baru.

Angka kematian bertambah 89 kasus, sehingga ada 155.089 orang dinyatakan meninggal dunia akibat wabah SARS-CoV-2.

Pada kasus sembuh mengalami penambahan 7.871 kasus, sehingga jumlahnya menjadi 5.750.802 kesembuhan, serta menyisakan 106.927 kasus aktif dari seluruh wilayah di Tanah Air.

Sementara pada perkembangan varian Omicron, GISAID mencatat, hingga Kamis (31/3/2022), terdapat tambahan 9.466 kasus di Indonesia.

Demi tercapainya imunitas masyarakat menjelang periode mudik 2022, pemerintah Indonesia terus mengupayakan vaksinasi COVID-19 selama bulan suci Ramadan, khususnya di daerah-daerah

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyatakan, sesuai Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No.13 Tahun 2021 bahwa vaksinasi saat berpuasa tidak bersifat membatalkan puasa.

"Prinsipnya pemerintah pusat mendorong seluruh daerah segera melakukan percepatan vaksinasi booster demi perlindungan optimal, sesuai arahan Presiden," kata Wiku.

Melihat pencapain vaksinasi, beberapa daerah saat ini telah berhasil melakukan percepatan vaksinasi.

Salah satunya, Bali yang mampu meningkatkan cakupan vaksinasi booster sebesar 26% hanya dalam kurun waktu 3 minggu.

"Namun, perlu menjadi perhatian bahwa laju vaksinasi dosis satu dan dua juga harus sama cepatnya agar pembentukan imunitas masyarakat di setiap daerah dapat terbentuk secara merata," tegas Wiku.

Update Omicron Dunia

Penguncian COVID di Shanghai Diperpanjang

Pemerintah Shanghai mengkhawatirkan perekonomian akan terpuruk, karena kota terbesar di Cina dan pusat kekuatan ekonomi itu sedang bergulat dengan wabah virus corona terburuk sejak dimulainya pandemi di Wuhan November 2019 lalu.

Dikutip dari The Guardian, warga Shanghai timur yang berharap untuk keluar dari penguncian COVID setelah empat hari yang berakhir hari Jumat ini telah diperintahkan untuk tinggal di rumah mereka, dengan beberapa melakukan isolasi 10 hari lagi.

Aturan baru untuk Pudong, bagian dari Shanghai yang terletak di sisi timur sungai Huangpu, diumumkan pada Kamis malam, hanya beberapa jam sebelum penguncian seharusnya berakhir pada pukul 5 pagi pada hari Jumat.

Ini adalah tanda terbaru bahwa kota terbesar di Cina yang memiliki populasi 26 juta orang sedang berjuang untuk menghilangkan wabah yang didorong oleh Omicron.

Virus ini telah memaksa penguncian di beberapa kota besar tahun ini, menjadikan wabah saat ini yang terburuk di negara itu sejak pandemi dimulai di Wuhan pada 2019 dan mengancam akan menggelincirkan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Angka yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan bahwa aktivitas pabrik di Cina merosot pada laju tercepat dalam dua tahun di bulan Maret, karena kebangkitan COVID dan dampak ekonomi dari perang Ukraina memicu penurunan tajam dalam produksi dan permintaan.

Ukuran output yang diawasi ketat, indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) Caixin/Markit turun dari 50,4 pada Februari menjadi 48,1 pada Maret, menunjukkan tingkat kontraksi tertajam sejak Februari 2020 lalu.

Ekonom di Morgan Stanley memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Cina untuk tahun ini secara tajam, sementara Citigroup memperingatkan risiko terhadap prospek kuartal kedua.

Trinh Nguyen, ekonom senior di Natixis di Hong Kong, mengatakan kebijakan nol-Covid Cina sekarang menjadi risiko terbesar bagi ekonomi Cina dan diprediksi akan lebih buruk lagi.

"April akan menjadi mengerikan dengan perpanjangan penguncian Shanghai," katanya. “Dan ini akan bergema secara regional dan global karena berdampak pada permintaan dan penawaran.”

Produsen mobil Jerman BMW telah menutup pabriknya di Shenyang, sebuah kota timur laut di provinsi Liaoning, karena pengendalian pandemi.

Baca juga artikel terkait UPDATE CORONA 1 APRIL 2022 atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya