tirto.id - Data kasus positif virus corona (Covid-19) terbaru di Indonesia terus menunjukkan peningkatan jumlah pasien. Pada hari ini, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah mendekati angka 2000 orang.
Dengan penambahan pasien baru sebanyak 196 orang, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia pada Jumat, 3 April 2020, tercatat mencapai 1.986 pasien. Angka ini berdasarkan update terbaru yang dirilis oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 per pukul 15.40 WIB, hari ini.
Merujuk data yang sama, jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia yang kini masih menjalani perawatan sebanyak 1.671 orang. Sedangkan 134 pasien Covid-19 dinyatakan berhasil sembuh. Angka pasien yang sembuh itu bertambah 22 orang dibanding data Kamis kemarin.
Di sisi lain, angka kematian akibat Covid-19 juga masih meningkat. Sampai 3 April 2020, terdapat 181 pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Case fatality rate (CFR) atau rasio kematian pasien Covid-19 di Indonesia saat ini menjadi 9,11 persen
Hingga hari ini, kasus positif Covid-19 sudah menyebar di 32 provinsi. Penambahan kasus masih terjadi di sejumlah provinsi, terutama di DKI Jakarta.
Sejauh ini, sudah 971 kasus positif Covid-19 ditemukan di DKI Jakarta, dengan angka kematian mencapai 90 jiwa dan jumlah pasien yang sembuh 52 orang. Dalam sehari terakhir, ada 74 kasus baru ditemukan di ibu kota.
Empat provinsi lainnya yang masuk dalam daftar 5 besar daerah dengan jumlah kasus terbanyak adalah: Jawa Barat (225 kasus, 25 meninggal, 12 sembuh), Banten (170 kasus, 14 meninggal, 7 sembuh), Jawa Timur (155 kasus, 11 meninggal, 25 sembuh) dan Jawa Tengah (114 kasus, 18 meninggal, 11 sembuh).
Di antara empat provinsi tersebut, Jawa Timur memiliki lonjakan kasus yang tertinggi dalam sehari belakangan. Dalam 24 jam terakhir, ada penambahan 52 kasus positif Covid-19 di Jawa Timur.
Sementara di kawasan luar Jawa, Provinsi Sulawesi Selatan menjadi daerah dengan jumlah kasus terbanyak, yakni 82 pasien. Lima di antaranya meninggal dan 4 sembuh. Dalam 24 jam terakhir, ditemukan 16 kasus baru di provinsi ini.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan perkembangan data kasus Covid-19 di Indonesia tersebut menunjukkan proses penularan masih berlangsung.
Oleh sebab itu, ia kembali mengimbau agar masyarakat terus melakukan upaya-upaya pencegahan penularan corona, seperti disiplin menjaga jarak fisik, menjauhi kerumunan, rajin mencuci tangan dengan sabun dan melakukan aktivitas produktif di rumah.
"Pertimbangkan kembali kalau mau keluar ke mana pun, tempat paling aman saat ini berada di rumah," ujar Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, hari ini.
"Mari lindungi lindungi orang tua dan orang yang punya penyakit kronis karena mereka yang paling rentan dengan penyakit ini [terkena dampak fatal]," lanjut dia.
Yurianto menambahkan, sampai hari ini pemeriksaan untuk mengecek penularan virus corona di Indonesia telah dilakukan terhadap 7.400 orang. Kata dia, pemeriksaan untuk melacak pasien positif akan terus dilakukan guna mendukung usaha memutus rantai penularan.
Menurut Yurianto, pemerintah akan segera menambah fasilitas penguji untuk pemeriksaan kasus Covid-19, yang saat ini baru ada 48 laboratorium.
Dalam waktu dekat, lanjut dia, pemerintah akan mengaktifkan fasilitas-fasilitas diagnosa untuk penyakit TBC menjadi sarana pemeriksaan kasus Covid-19.
"Secara teknologi bisa dipakai untuk pemeriksaan Covid-19. Ini jumlahnya cukup banyak, namun perlu ada konversi dari segi mesin dan setting," tambah dia.
Jumlah Kasus Covid-19 di Dunia Tembus 1 Juta Hari Ini
Jumlah kasus positif Covid-19 di seluruh dunia telah menembus 1 juta kasus pada tanggal 3 April 2020. Berdasarkan data update yang ditampilkan laman CSSE Johns Hopskin University per pukul 17.00 WIB hari ini, jumlah kasus positif Covid-19 di dunia sudah sebanyak 1.018.948 pasien.
Dari jumlah tersebut, 53.975 pasien Covid-19 di seluruh dunia telah meninggal dunia dan 217.433 orang sudah berhasil sembuh dari penyakit yang dipicu oleh virus corona baru (SARS-CoV-2).
Amerika Serikat, Spanyol dan Italia menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak. Data kasus di Jerman hari juga melampaui jumlah di China. Sedangkan angka kematian tertinggi terjadi di Italia, Spanyol dan Perancis.
Berikut data detail mengenai daftar 10 negara dengan jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak:
1. Amerika Serikat: 245.573 kasus positif corona (6.058 jiwa meninggal, 9.228 orang sembuh)
2. Spanyol: 117.710 kasus positif corona (10.935 jiwa meninggal, 30.513 orang sembuh)
3. Italia: 115.242 kasus positif corona (13.915 jiwa meninggal, 18.278 orang sembuh)
4. Jerman: 84.794 kasus positif corona (1.107 jiwa meninggal, 22.440 orang sembuh)
5. China: 82.465 kasus positif corona (3.326 jiwa meninggal, 76.741 orang sembuh)
6. Perancis: 59.929 kasus positif corona (5.398 jiwa meninggal, 12.548 orang sembuh)
7. Iran: 50.468 kasus positif corona (3.160 jiwa meninggal, 16.711 orang sembuh)
8. Inggris: 34.192 kasus positif corona (2.921 jiwa meninggal, 135 orang sembuh)
9. Swiss: 19.106 kasus positif corona (565 jiwa meninggal, 4.846 orang sembuh)
10. Turki: 18.135 kasus positif corona (356 jiwa meninggal, 415 orang sembuh).
Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus menilai pandemi Covid-19 menunjukkan kelemahan dan kesenjangan dalam sistem kesehatan milik banyak negara. Virus corona sekaligus memperlihatkan ketidaksiapan dunia menghadapi pandemi.
Oleh karena itu, Tedros meminta semua negara serius menyiapkan sistem kesehatan yang mampu menangani banyak kasus Covid-19, sekaligus tetap mempertahankan layanan penting lainnya.
Dia pun menyerukan agar semua negara menyediakan jaring pengaman sosial untuk membantu kelompok masyarakat rentan memenuhi kebutuhan pokoknya, terutama makanan, saat pandemi.
"Kita sudah melihat dampak ekonomi dan sosial dari pandemi corona di negara-negara kaya. Di komunitas miskin, dampak itu bisa lebih parah dan bertahan lama," kata Tedros dalam konferensi pers WHO pada 2 April kemarin.
Tedros mengklaim WHO, Bank Dunia dan IMF telah satu suara terkait seruan penghapusan utang negara-negara berkembang. Hal ini agar negara-negara miskin bisa menerapkan langkah-langkah yang maksimal dalam menanggulangi pandemi corona.
Editor: Agung DH