Menuju konten utama
Info Covid-19 Terkini

Update Corona 25 Februari 2022 & Omicron Dunia: Positif 431,6 Juta

Update Corona dunia 24 Februari 2022: dampak invasi Rusia sebabkan warga Ukraina rentan terinfeksi Covid-19.

Update Corona 25 Februari 2022 & Omicron Dunia: Positif 431,6 Juta
Ilustrasi Corona di Ruang Publik. foto/Istockphoto

tirto.id - Update Corona dunia kembali dilaporkan hari ini, Jumat, 25 Februari 2022 untuk kasus positif, kasus kematian, kesembuhan, kasus aktif, dan perkembangan varian Omicron.

Dikutip Worldometers hingga hari ini per pukul 09.11 WIB menunjukkan, data kasus positif telah mencapai 431.654.619.

Dari jumlah itu, sebanyak 5.946.845 orang meninggal dunia, dan pasien sembuh terkonfirmasi 360.732.843 orang.

Kasus aktif secara global saat ini tercatat masih ada 64.974.931, di mana 78.547 orang kondisinya kritis.

Amerika Serikat masih memimpin di urutan pertama sebagai negara dengan kasus Corona tertinggi di dunia, yakni 80.446.512 kasus positif, 969.602 kematian, 52.662.670 pasien sembuh, dan kasus aktif tersisa sebanyak 26.814.240.

Posisi kedua ditempati oleh India dengan 42.893.585 kasus positif, 513.258 kematian, 42.236.505 kesembuhan, dan 143.822 kasus aktif.

Selanjutnya Brasil ada di urutan ketiga dengan 28.580.995 kasus positif, 647.486 kematian, 25.901.919 kesembuhan, dan kasus aktifnya 2.031.590.

Prancis berada pada urutan keempat yang mencatat 22.534.971 kasus positif, 137.770 kasus kematian, 20.250.901 pasien sembuh, dan 2.146.300 kasus aktif.

Serta Inggris di posisi kelima dengan 18.773.164 kasus positif, 161.104 kasus kematian, 17.088.177 pasien sembuh, dan 1.523.883 kasus aktif.

Untuk urutan keenam hingga kesepuluh berturut-turut Rusia dengan 15.928.568 kasus positif, Jerman 14.311.052 kasus positif, Turki 13.841.889 kasus positif, Italia 12.651.251 kasus positif, dan Spanyol 10.949.997 kasus positif.

Update COVID-19 & Omicron Indonesia

Indonesia menempati urutan ke-17 di dunia dengan kasus COVID-19 tertinggi dunia, yakni 5.408.328 kasus positif.

Laporan Satgas COVID-19 hingga Kamis kemarin, 24 Februari 2022 menyebutkan, data tersebut diperoleh setelah ada tambahan 57.426 kasus harian baru dalam sehari terakhir.

Untuk kasus kematian, terdapat tambahan 317 orang meninggal dunia, sehingga totalnya menjadi 147.342 kematian.

Sedangkan pasien sembuh bertambah 42.518 orang, sehingga kasus kesembuhan meningkat menjadi 4.674.873. Serta kasus aktif tersisa 586.113 dari seluruh wilayah Indonesia, di mana 2.807 kondisinya serius.

Untuk kasus varian Omicron, GISAID mencatat, sampai Kamis (24/2/2022) ada tambahan 6.578 kasus Omicron di Indonesia.

Dikutip Antara, tren kasus positif COVID-19 di bulan Februari 2022 terlihat terus mengalami kenaikan secara signifikan.

Karenanya, Kementerian Kesehatan meminta semua pihak untuk mewaspadainya dengan serius.

“Jadi apakah kita sudah masuk gelombang ketiga atau belum, rasanya kita harus siap-siap bila melihat pola penambahan kasus,” kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.

Nadia menyebutkan pada gelombang Delta yang terjadi pada bulan Juni-Juli 2021 lalu, puncak kasus mencapai sebanyak 56.000 kasus. Namun, bila melihat tren saat ini, jumlah kasus tertinggi sudah menyentuh angka 64.700 pada pertengahan bulan Februari ini.

Tren tersebut membentuk sebuah pola seperti gerigi pada sebuah gergaji di mana kasus terkadang naik kemudian kembali menurun, menyebabkan pemerintah terus mencermati perkembangan tersebut dibarengi dengan rasa optimis mengeluarkan Indonesia dari pandemi.

“Jadi pola-pola ini yang kita lihat. Memang dengan semakin banyaknya kita tahu transmisi lokal pada varian Omicron itu akan memicu peningkatan kasus dan itu bisa kita lihat di berbagai negara,” ujar dia.

Update Corona-Omicron Dunia

Dampak Invasi Rusia: Warga Ukraina Rentan Terinfeksi COVID-19

Penyerangan Rusia ke Ukraina membuat penduduk sipil Ukraina saat ini menjadi rentan terinfeksi oleh virus corona, karena situasi yang kemungkinan semakin memburuk.

Seperti diwartakan New York Times, pertempuran di timur Ukraina memaksa migrasi massal ke barat yang memadati pusat-pusat angkutan massal dan kereta api serta jalan-jalan yang macet.

Gambar-gambar serta video dari sejumlah besar orang Ukraina yang sedang bepergian menunjukkan hanya sedikit warga yang mengenakan masker, bahkan ketika negara itu baru saja melewati rekor tertinggi dalam tingkat infeksinya.

Prospek virus corona bagi mereka yang melarikan diri dari pertempuran itu suram, menurut Dr. Eric S. Toner, seorang sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan di Sekolah Kesehatan Masyarakat Bloomberg di Universitas Johns Hopkins.

“Mereka cukup rentan, dan ketika orang-orang berkumpul, baik berlindung atau mengungsi di bus, kereta api, dan mobil yang penuh sesak, mungkin di hotel dan kamp pengungsi, itu akan menyebabkan pembalikan kemajuan. Mereka tidak dapat menjaga jarak dan tidak memiliki akses ke masker,” kata Toner

Banyak orang menuju ke kota dan desa yang lebih kecil, atau melintasi perbatasan ke Polandia, Hongaria, Slovakia, dan Rumania, dan arus pengungsi kemungkinan akan memengaruhi situasi pandemi di negara-negara tersebut juga.

Pejabat senior administrasi Biden mengatakan bahwa antara satu juta dan lima juta orang di Ukraina dapat mencari keselamatan di beberapa bagian lain dari negara itu atau di negara tetangga.

Pada hari Kamis (24/2/2022), Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi mengatakan bahwa badan pengungsi itu telah meningkatkan operasinya di Ukraina dan negara-negara tetangga.

Dr. Toner mengharapkan para negara tetangga Ukraina melihat peningkatan jumlah kasus Covid dan tekanan tambahan pada sistem perawatan kesehatan mereka dari para pengungsi, tetapi masalah itu akan lebih buruk di dalam Ukraina.

“Mereka akan merawat pasien Covid, bersama dengan korban perang,” katanya.

“Mereka akan kekurangan staf karena perang, dan itu akan merusak peluang mereka untuk menjaga pasien dalam isolasi atau menjaga jarak sosial. Ini akan menjadi berantakan," lanjutnya lagi.

Ukraina melaporkan rata-rata sekitar 26.000 kasus baru per hari, atau 63 kasus baru per 100.000 orang, menurut proyek Our World in Data di University of Oxford.

Hanya sekitar sepertiga dari 44 juta orang Ukraina yang sepenuhnya diinokulasi terhadap virus corona, meskipun pejabat Ukraina mengatakan bulan ini bahwa tentara memiliki tingkat vaksinasi 99 persen.

Baca juga artikel terkait RUSIA UKRAINA atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya