tirto.id - Virus corona COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 4,1 juta orang dan membunuh setidaknya 283.860 di seluruh dunia, menurut data Worldometers pada Senin (11/5/2020) pukul 09.30 WIB.
Dara jumlah 4,1 juta tersebut, 2.405.667 merupakan kasus aktif dan 1.774.636 merupakan kasus tidak aktif, dengan rincian 1.490.776 atau 84 persen orang dinyatakan sembuh dan 283.860 atau 16 persen meninggal dunia.
Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan kasus corona COVID-19 terbanyak di dunia, mencapai lebih dari 1,3 juta. Presiden AS Donald Trump menyatakan keprihatinannya terhadap para pejabat Gedung Putih yang dinyatakan positif coronavirus.
Meski begitu, ia menyatakan wabah semakin berkurang dan negara-negara harus mulai membuka kembali bisnis dan menggerakan roda ekonomi.
Wakil Presiden AS Mike Pence tidak berencana untuk melakukan karantina mandiri setelah sekretaris persnya dinyatakan positif virus corona pada hari Jumat dan tetap berencana datang ke Gedung Putih pada Senin hari ini, ujar perwakilan kantor pada Minggu (10/5/2020).
Kamar Dagang London mengatakan akan "bodoh" bagi karyawan yang tidak penting untuk kembali bekerja. Komentar itu muncul setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta karyawan di seluruh negeri untuk kembali bekerja jika tidak mungkin untuk bekerja dari rumah.
CNN.com mewartakan, Inggris akan "segera" memberlakukan periode karantina pada orang yang datang ke negara itu melalui udara, PM Johnson mengumumkan pada hari Minggu.
Di Lebanon, Kementerian Dalam Negeri Lebanon mengubah keputusannya melonggarkan jam malam harian "karena kegagalan warga negara untuk mematuhi langkah-langkah pencegahan dan keselamatan publik."
Di Jerman, tingkat reproduksi virus corona diperkirakan telah meningkat di atas 1 menjadi 1,13 menurut pusat penyakit dan kesehatan negara itu, Robert Koch Institute.
Sebelum Sabtu, tingkat reproduksi Jerman di bawah 1, lembaga tersebut melaporkan. Tingkat reproduksi mengacu pada berapa banyak orang yang positif coronavirus bisa menginfeksi orang lain.
Kenaikan tingkat reproduksi menunjukkan kenaikan infeksi di seluruh Jerman, beberapa hari setelah Kanselir Angela Merkel mengumumkan pelonggaran tindakan lockdown.
Pada hari Rabu pekan lalu, Merkel mengumumkan pembukaan kembali secara bertahap semua toko dan sekolah, serta dimulainya kembali liga sepak bola Bundesliga, meskipun tidak akan ada penonton.
Robert Koch Institute mengatakan masih ada "tingkat ketidakpastian" dengan perkiraan ini tetapi peningkatan tingkat reproduksi "membuatnya perlu untuk mengamati perkembangan sangat ketat selama beberapa hari mendatang."
Jerman telah melaporkan lebih dari 171.000 kasus virus corona, termasuk lebih dari 7.500 kematian, menurut Universitas Johns Hopkins.
Kereta Api India akan melanjutkan kembali sebagian layanan kereta penumpang mulai Selasa di tengah lockdown nasional negara itu. Kereta api akan mulai beroperasi dengan kereta khusus di 15 rute yang dipilih, termasuk rute New Delhi-Mumbai, menurut Kementerian Kereta Api.
Indian Railways kemudian akan memulai layanan khusus tambahan pada rute lain, berdasarkan ketersediaan. Prioritas akan diberikan kepada 20.000 pelatih untuk pusat perawatan COVID-19 dan kemudian 300 kereta setiap hari untuk membawa pulang pekerja migran yang terdampar di seluruh negeri.
Hanya penumpang dengan tiket sah - yang dapat dibeli pada hari Senin sore - akan diizinkan untuk memasuki stasiun kereta api dan wajib bagi penumpang untuk mengenakan masker dan menjalani protokol kesehatan pada saat keberangkatan. Hanya penumpang tanpa gejala yang diizinkan naik ke kereta.
Perkeretaapian India menghentikan layanan penumpang untuk pertama kalinya dalam 167 tahun pada 24 Maret setelah lockdown secara nasional untuk mencegah penyebaran coronavirus diumumkan. Lockdown dijadwalkan akan berlanjut hingga setidaknya 17 Mei, demikian diwartakan CNN.com.
Editor: Agung DH