tirto.id - Kekalahan Real Madrid dari Ajax Amsterdam pada 16 besar Liga Champions, Rabu (6/3/2019), adalah aib. Hasil itu menandai kali pertama Los Blancos gagal menembus semifinal Liga Champions sejak 2010.
Seolah belum cukup, El Real juga tak mampu banyak bicara di kompetisi domestik. Selain berjarak 12 poin dari pemuncak klasemen Liga Spanyol saat ini, Barcelona, Sergio Ramos dan kolega juga tersingkir dari gelaran Copa Del Rey.
Presiden Real Madrid, Florentino Perez tidak puas dengan kinerja pelatih Santiago Solari. Revolusi didengungkan, dengan agenda utama pergantian pelatih kepala.
Beberapa nama muncul sebagai kandidat, termasuk Zinedine Zidane dan Raul Gonzalez. Namun, belakangan isu berputar kelewat cepat. Zidane menolak tawaran kembali melatih sebelum akhir musim. Sementara, Raul batal jadi sosok pengganti karena oleh Perez dianggap terlalu hijau untuk menangani Madrid.
Sasaran Perez kemudian berbelok ke satu nama saja, Jose Mourinho.
Mencuatnya Mou sebagai kandidat terdepan tidak lepas dari bocoran berbagai sumber. Salah satu yang membenarkan adalah mantan bos Real Madrid, Ramon Calderon.
"Saya tahu Rabu pagi Florentino Perez meminta Zidane kembali melatih, tapi yang bersangkutan menolak, kendati Zidane sendiri tetap membuka peluang andai dipanggil setelah musim rampung. Kini, opsi pertama presiden [Perez] selalu dan hanya seorang Jose Mourinho," katanya saat siaran di BBC Radio 5 Live pekan lalu.
Saat dikonfirmasi sejumlah media Spanyol, pihak Real Madrid enggan menanggapi wacana Calderon itu. Santiago Solari yang posisinya di ujung tanduk pun memilih bungkam.
Beda lagi ceritanya dengan Jose Mourinho. Sewaktu mengisi siaran di BeIN Sports pekan lalu, pria kelahiran Setubal itu mengatakan sama sekali belum menjalin kesepakatan. Namun, Mou berkata dirinya "tersanjung" dengan kabar yang mengaitkannya dengan jabatan di Real Madrid.
"Saya merasa tersanjung, karena dia [Calderon] menyebut nama saya sebagai orang yang bisa menghadirkan perubahan. Dia orang yang pernah melakukan pekerjaan luar biasa di Spanyol, dan rasanya bangga nama saya disebut," ujarnya.
Florentino Perez akan bertemu dengan tim dan para petinggi Madrid, Senin (11/3/2019) hari ini, sebelum mengambil keputusan mendatangkan Mou atau tidak.
Saat ini, Mourinho jadi pengangguran sejak didepak Manchester United akhir 2018. Terang-terangan, dia sempat melempar kode untuk ke Inter Milan, dan kini dia mengatakan sama sekali tidak menutup kemungkinan kembali ke klub lain yang pernah dilatihnya, termasuk Real Madrid.
"Kembali ke klub yang pernah saya latih? Jika saya rasa klub itu tepat, sesuai secara struktur maupun ambisi, saya sama sekali tidak masalah melakukannya," ucap Mou datar.
Yang Didapat dari Mourinho
Mourinho bukan orang baru bagi publik Santiago Bernabeu. Dia sempat melatih Real Madrid pada periode 2010-2013. Pada periode itu, Mou menghadirkan sejumlah trofi bergengsi, mulai dari Liga Spanyol, Copa Del Rey, sampai Supercopa Spanyol.
Kembalinya Mou bisa menguntungkan karena El Real sudah tahu betul kapasitas eks pelatih MU itu luar dan dalam. Mereka tidak perlu berspekulasi dan kecewa lagi saat menunjuk pelatih baru, sebagaimana yang dialami saat mengangkat Julen Lopetegui atau Santiago Solari musim ini.
Faktor plus lain yang bisa dihadirkan Mou ke Bernabeu adalah ketegasan. Mou punya reputasi besar dalam kepiawaiannya menghadapi ego pemain. Saat ini, aspek itu dibutuhkan El Real, menyusul panasnya konflik antara pemain dan petinggi klub sejak kegagalan lolos ke perempat final Liga Champions.
Pengamat sepakbola asal Spanyol, Gerardo Riquelme menggarisbawahi hal serupa dalam artikelnya di Marca.
"Tidak ada pelatih yang seperti Mourinho dalam hal mengambil kendali ruang ganti. Dia adalah seorang pelatih yang mau mendengar semua orang, lebih fokus mendengarkan apa yang dibicarakan ketimbang siapa yang berbicara," tulis Gerard.
Pendapat ini juga didukung pengamat sekaligus eks pemain sepakbola, Dimitar Berbatov.
"Saya tahu Mourinho sedang diragukan, tapi dia akan mendapat respek dari ruang ganti dan menyelesaikan semuanya. Dia tahu cara untuk menang, hal yang sangat dibutuhkan Real Madrid sekarang," tuturnya.
Satu lagi faktor yang bisa mendatangkan keuntungan bagi Real Madrid andai mendatangkan Mourinho: kemampuan memenuhi target.
Mou memang gagal menghadirkan gelar Liga Champions saat masih menahkodai El Real, namun dia tak bisa dibilang gagal secara pemenuhan target. Pasalnya, dia berkata saat ditunjuk Real Madrid tahun 2010 lalu cuma diberi mandat untuk mengakhiri dominasi Barcelona.
"Saat saya datang ke Real Madrid, target yang diberikan adalah menghentikan dominasi Barcelona. Dan saat itu kami berhasil mengamankan beberapa trofi sebagai pencapaian yang membanggakan, meski akhirnya itu dianggap belum cukup karena tak ada gelar [Liga Champions]," sebutnya.
Kerugian Jika Mou Datang
Mou boleh saja merasa tidak layak dicap gagal. Namun, faktanya dia meninggalkan Real Madrid dengan situasi tidak menyenangkan. Sejumlah pemain berkonflik dengannya, mulai dari Sergio Ramos, Marcelo, Karim Benzema, hingga megabintang yang kini telah pergi: Cristiano Ronaldo.
Rekam jejak itu bisa jadi ganjalan. Soalnya, sebagian besar dari nama tersebut hingga kini tercatat masih menjadi penggawa Los Blancos. Andai Mou benar jadi pelatih baru, kans hengkangnya pemain-pemain penting macam Ramos dan Marcelo akan membesar, dan itu bukan hal yang sehat bagi klub.
Saat artikel ini dirilis, kabar terbaru menyebutkan Sergio Ramos sudah mengancam akan meninggalkan klub jika Mou jadi datang.
"Sergio Ramos akan mengawali eksodus para pemain di Bernabeu seandainya eks pelatih Manchester United itu ditunjuk jadi suksesor Santiago Solari," tulisESPN dalam pemberitaannya.
Kehadiran Mou bahkan disebut-sebut bisa menjegal upaya El Real mendatangkan bintang Chelsea, Eden Hazard. Ini dikarenakan Hazard sempat terlibat dalam konflik dengan Mou saat masih melatih Chelsea.
Mou juga kurang populer di kalangan suporter Real Madrid. Survei yang dilakukan Marca pada akhir Desember 2018 menunjukkan hanya 37 persen suporter Real Madrid yang ingin dia kembali.
Secara permainan di atas lapangan pun, tak ada jaminan El Real membaik hanya dengan pergantian pelatih. Mou merupakan pelatih yang cenderung mengutamakan sepakbola pragmatis. Dia tidak segan apabila harus "parkir bus" melawan klub lain.
Sikap ini jadi alasan mengapa periodenya di MU berakhir suram. Mou ingin Setan Merah jadi tim yang mengedepankan pertahanan solid di atas segalanya. Sementara di sisi lain, komposisi pemain MU menyimpan potensi lebih besar dalam aspek menyerang.
Masalahnya, Real Madrid pun tidak beda jauh dengan Setan Merah. Kendati punya komposisi pemain bertahan solid, El Real menyimpan kekuatan tidak kalah besar dalam hal menggempur pertahanan lawan. Ada nama-nama macam Gareth Bale, Isco, Vinicius Junior, hingga Karim Benzema di sana.
Ketidakcocokan Mou dengan Real Madrid bahkan sudah jadi wacana lama. Sejak masih melatih di Spanyol pada 2011 lalu, legenda sepakbola Jerman, Ottmar Hizfeld pernah mengecamnya habis-habisan.
"Cara bermain Mourinho tidak sejalan dengan tuntutan untuk Real. Sangat-sangat memalukan untuk Real Madrid. Dia hanya mencemari nama baik dan citra klub legendaris itu," tandasnya.
Editor: Mufti Sholih