tirto.id - Hari Kesehatan Mental Dunia diperingati setiap tahun pada tanggal 10 Oktober. Untuk merayakannya, Anda bisa mengunggah ucapan Hari Kesehatan Mental Dunia di media social.
Momen Hari Kesehatan Mental Dunia ini banyak dimanfaatkan berbagai negara untuk memperingati pentingnya kesadaran akan isu kesehatan mental di seluruh dunia.
Berikut adalah beberapa rekomendasi dan kumpulan ucapan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2023 yang bisa Anda gunakan untuk caption di media sosial.
20 Ucapan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2023
- “Gangguan mental bukanlah hal yang memalukan, tetapi pandangan dan stigma Masyarakat lah yang mempermalukan kita semua.” – Bill Clinton.
- “Mental health is not a taboo, it’s okay to seek help.” – Aditi Mittal.
- “Mental health needs a great deal of attention. It’s the final taboo and it needs to be faced and dealt with.” – Adam Ant.
- “Kesehatan yang baik bukanlah sesuatu yang dapat dibeli. Melainkan sesuatu yang dapat menjadi tabungan yang sangat berharga.” – Anne Wilson Schaef.
- “Mental health is not a luxury, it’s a necessity.” – Unknown.
- “Kesehatan mental bukanlah sebuah lelucon. Ini adalah pertempuran diam-diam yang diperjuangkan orang setiap hari.”
- “Tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja, tidak apa-apa untuk meminta bantuan kepada yang mengerti keadaan kita.”
- “Selamat Hari Mental Sedunia, semoga kebahagian selalu menemani perjalanan sehatmu.”
- “Jadikan hari-hari mu kebahagian menuju kekuatanmu. Selamat Hari Mental Sedunia.”
- “Jangan menganggap remeh Kesehatan mental seseorang. Selamat Hari Mental Sedunia.”
- “Mental Anda adalah penting bagi tubuh dan Kesehatan Anda.
- “Selamat Hari Mental Sedunia. Tidak ada hal lain serumit pikiran kita sendiri, berlatihlah tenang dan bahgia selalu.”
- “Hari ini akan selalu mengingatkan kita pentingnya Kesehatan mental seseorang. Selamat Hari Mental Sedunia.”
- “Kebahagianmu adalah kunci dari kesehatanmu. Selamat Hari Mental Sedunia.”
- “Kesehatan mental sama pentingnya dengan Kesehatan fisik kita.”
- “Aku paham akan rasa sakit perjuanganmu untuk pulih. Tetap sehat dan Bahagia selalu ya. Selamat Hari Mental Sedunia.”
- “Selamat Hari Mental Sedunia, semua orang berhak atas pelayanan Kesehatan jiwa yang berkualitas dan memadai.”
- Kesehatan mental adalah hal terpenting bagi kebahagiaanmu. Jangan Menyerah. Selamat Hari Mental Sedunia.”
- “Selamat Hari Mental Sedunia. Seberat apapun masalahmu, pasti akan ada solusinya, kamu tidaklah sendiri. Semangat.”
- “Selamat Hari Mental Sedunia. Kesehatan mental sangatlah penting. Jaga dirimu.”
Sejarah Hari Mental Sedunia
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mental adalah salah satu bidang kesehatan masyarakat yang paling terabaikan.
Data tersebut menyebutkan hampir 1 miliar di dunia memiliki gangguan kesehatan mental, 3 juta orang meninggal setiap tahun akibat penggunaan alkohol yang berbahaya dan satu orang meninggal setiap 40 detik karena bunuh diri.
Untuk itu PBB mengajak kita semua dapat memainkan peran dalam meningkatkan kesadaran tentang pencegahan kesehatan mental. Tujuan utama dari peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia adalah untuk meningkatkan kesadaran kesehatan mental di dunia.
Momen ini juga menjadi upaya untuk mendukung mereka yang mengalami penyakit atau gangguan mental.
Sementara itu, Hari Kesehatan Mental Sedunia pertama kali dirayakan pada 10 oktober 1992 dalam kegiatan tahunan Federasi Dunia untuk Kesehatan Mental (WFMH) dengan Wakil Sekretaris Jenderal Richard Hunter.
Awal mulanya hanya bertujuan untuk mempromosikan advokasi Kesehatan mental dan mengedukasi tentang isu-isu yang relevan.
Kemudian di tahun 1994, atas saran Sekretaris Jenderal Eugene Brody saat itu, tema Hari Kesehatan Mental Sedunia ditetapkan untuk pertama kalinya, yaitu "Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Mental di Seluruh Dunia".
Pada tahun berikutnya, 1995, peringatan Hari Kesehatan Mental dilaksanakan selama sebulan di Mesir dan diadakannya konferensi oleh Federasi Prancis untuk Kesehatan Mental di Kementerian Kesehatan, hingga perayaan komunitas di Kepulauan Mikronesia kecil di Pasifik.
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari