tirto.id - Tumpahan minyak PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dilaporkan telah mencapai Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Tumpahan minyak ini awalnya bermula dari kebocoran migas Sumur YYA-1 Blok OWJ yang mengalami kemunculan gelombang gas akibat anomali tekanan.
VP Corporate Communication PT Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan bahwa penanganan yang dilakukan saat ini berupa pembersihan area sekitar pantai. Bagi masyarakat, kata Fajriyah, juga telah diupayakan adanya sosialisasi mengenai dampak kebocoran migas ini.
“Kami masih investigasi. Namun penanganan sudah dilakukan juga di sana. Pembersihan dan sosialisasi proaktif,” ucap Fajriyah saat dihubungi reporter Tirto pada Sabtu (27/7).
Ketika ditanya mengenai kerugian yang ditanggung nelayan akibat terdampak pada meluasnya tumpahan minyak ini, Fajriyah memastikan bahwa perusahaan pelat merah itu akan bertanggung jawab. Namun, sampai saat ini Fajriyah yakin tidak ada kerugian yang ditimbulkan dari insiden ini.
“Pertamina responsible untuk hal ini. Kami pastikan tidak ada kerugian,” ucap Fajriyah.
Meskipun demikian, Fajriyah mengatakan secara umum Pertamina telah berupaya untuk mencegah perluasan dampak dari tumpahan minyak ini.
Ia menyebutkan penahan minyak terapung atau oil boom sudah digelar di muara sungai. Bagi nelayan yang sekiranya mungkin terdampak, katanya, juga sudah disosialisasikan dan diajak turut dalam penanganan pantai.
Ia memastikan berbagai peralatan lain juga telah diterjunkan Pertamina seperti octopus/ skimmer dan kapal pembersih. Ia mengatakan telah ada upaya cukup intensif.
“Bantuan kami sampaikan dan dikoordinasikan melalui kelompok-kelompok masyarakat di masing-masing wilayah. Intinya Pertamina responsible untuk hal ini,” ucap Fajriyah.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri