tirto.id - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merupakan organisasi profesi dokter di seluruh Indonesia. Hal tersebut tercantum dalam Undang-Undang Praktek Kedokteran Nomor 29 Tahun 2004 Bab I Pasal 1 Butir 12.
IDI memiliki perwakilan di 33 Provinsi di seluruh Indonesia yang disebut dengan IDI Wilayah. Di setiap wilayah IDI memiliki daftar cabang yang biasanya terdiri dari berbagai kota/kabupaten dengan total cabang saat ini mencapai 456 cabang. Hingga hari ini, IDI memiliki 199.118 anggota valid yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
IDI resmi dibentuk pada 24 Oktober 1950, namun sejarah cikal bakal terbentuknya IDI bisa ditilik jauh sebelum tanggal peresmian tersebut.
Sejarah IDI
Kiprah dokter di Indonesia sudah eksis sejak masa penjajahan Belanda. Perkumpulan para dokter Nusantara pertama kali hadir di tahun 1911 dengan nama Vereniging van Indische Artsen.
Pada 1926 Vereniging van Indische Artsen kemudian berubah nama menjadi Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen (VGI). Perubahan nama dari indische yang berarti pribumi diubah menjadi Indonesische tak lain dilandasi semangat nasionalisme dokter Indonesia yang ingin menimbulkan rasa kesatuan.
VIG melakukan kongres di Solo pada 1940. Dalam pertemuan itu, Prof. Bahder Djohan diamanahi menjadi pembina dan pemikir istilah baru di dunia kedokteran. VIG juga memiliki agenda untuk menyetarakan dokter Belanda dan dokter pribumi dari segi ilmu dan gaji. Pada saat itu, dokter pribumi dianggap dokter kelas dua.
Saat Jepang menginvansi Indonesia pada 1943, VIG dibubarkan. Namun, perjuangan para dokter masih berlanjut. VIG lantas berganti menjadi Jawa izi Hooko-Kai.
Berlanjut sampai menapak pada 30 Juli 1950, dilakukan Muktamar Dokter Warga Negara Indonesia yang mempertemukan Persatuan Thabib Indonesia (PB Perthabin) dan Perkumpulan Dokter Indonesia (DP-PDI) atas usul Dr. Seni Sastromidjojo. Ketua muktamar saat itu adalah Dr Bahder Djohan.
Selanjutnya, dilangsungkan Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) pada 22-25 September 1950 di Deca Park. Satu bulan kemudian IDI diresmikan dengan dr. Sarwono Prawirohardjo sebagai ketua umum IDI pertama. Sejak saat itu, setiap 24 Oktober diperingati sebagai Hari Dokter Nasional.
Fungsi dan Tujuan IDI
Dikutip dari laman resmi IDI Cabang Bandung, IDI bertujuan untuk memadukan segenap potensi dokter dari seluruh Indonesia, menjaga dan meningkatkan harkat dan martabat serta kehormatan profesi kedokteran, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, serta meningkatkan kesehatan rakyat Indonesia untuk menuju masyarakat sehat dan sejahtera.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari