Menuju konten utama

TPNPB-OPM Bantah Tuduhan Polisi Bunuh Anak Kepala Kampung

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan tuduhan pihaknya membunuh anak Kepala Kampung Pimbinom merupakan propaganda TNI & Polri.

TPNPB-OPM Bantah Tuduhan Polisi Bunuh Anak Kepala Kampung
Header Konflik TNI-OPM. tirto.id/Ecun

tirto.id - Polisi menduga Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogoya membunuh anak Kepala Kampung Pimbinom, Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan.

Dugaan pembunuhan terjadi sepekan yang lalu saat Satgas Damai Cartenz mencari kelompok tersebut. Motif pembunuhan karena Kepala Kampung Pimbinom berinisial ST menolak memberikan bantuan bahan makanan kepada TPNPB-OPM.

"Akhirnya anak berusia 6-8 tahun, inisial MT, dibunuh oleh Egianus Kogoya sendiri," ujar Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz Kombes Pol Faizal Ramadhani di Lanny Jaya, Minggu, 5 Maret 2023.

Lantas ada saksi perkara yang polisi periksa.

"Ada saksi yang kami ambil keterangannya walaupun ada kendala bahasa. Kami coba jembatani bahwa yang melakukan kelompok Egianus Kagoya dan yang menembak adalah EG [Egianus]," kata Faizal.

Saksi juga melihat kelompok Egianus membawa tiga senapan laras panjang. Faizal menegaskan Satgas bertekad untuk menangkap Egianus dan juga membebaskan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philip Mehrtens yang disandera kelompok Egianus Kogoya.

Sementara itu, Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom membantah pihaknya telah melakukan pembunuhan itu.

"Tidak benar. Itu propaganda TNI dan Polri," kata Sebby kepada Tirto, Senin (6/3/2023).

Berkaitan dengan penyanderaan Philip, Tirto bertanya kondisi sandera. Namun Sebby belum memberikan jawaban karena diduga ia belum mendapatkan informasi terbaru dari kelompok Egianus yang menyandera si pilot.

Philip adalah pilot Susi Air jenis Pilatus Porter PC 6/PK-BVY yang hilang kontak di Bandara Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, pukul 06.17 WIT, Selasa, 7 Februari 2023. Bahkan pesawat itu dibakar oleh kelompok pro kemerdekaan Papua.

Philip berangkat dari Bandara Mozes Kilangin, Kabupaten Mimika, membawa lima penumpang yakni Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W.

Pesawat tersebut seharusnya kembali menuju Bandara Mozes Kilangin pada pukul 07.45. Hingga pukul 09.15, pesawat itu tak kembali.

Alasan penyanderaan bersifat politis karena TPNPB merasa Selandia Baru adalah salah satu negara yang bertanggung jawab atas banyak kematian orang Papua yang disebabkan oleh aparat keamanan Indonesia.

Baca juga artikel terkait TPNPB-OPM atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Bayu Septianto