Menuju konten utama

TPID Mencatat Jember Alami Inflasi 0,07 Persen

Tim Pengendali Inflasi Daerah mencatat Kabupaten Jember mengalami inflasi sebesar 0,07 persen atau terendah selama lima tahun terakhir pada Maret 2016.

TPID Mencatat Jember Alami Inflasi 0,07 Persen
Ilustrasi Inflansi. FOTO/SHUTTERSTOCK

tirto.id - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mencatat Kabupaten Jember mengalami inflasi sebesar 0,07 persen atau terendah selama lima tahun terakhir pada Maret 2016.

"Jember pada bulan Maret 2016 mengalami inflasi relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata historisnya selama lima tahun terakhir [2011 - 2015] yakni sebesar 0,16 persen," kata Wakil Ketua TPID Jember Achmad Bunyamin di Jember, Kamis, (7/6/2016).

Bunyamin menambahkan, secara tahunan inflasi indeks harga konsumen pada periode tersebut mencapai 3,6 persen atau secara kumulatif Januari-Maret 2016 sebesar 0,62 persen.

"Konsumsi masyarakat pada bulan Maret 2016 menurun dibandingkan bulan sebelumnya dan hal itu membuat inflasi di Jember menjadi yang terendah pada periode yang sama sejak lima tahun terakhir," tutur Bunyamin.

Bunyamin menjelaskan, inflasi bulan Maret 2016 didorong terjadinya inflasi pada kelompok inti inflasi (core inflation) dan inflasi pada komponen harga yang diatur oleh pemerintah (administered price).

"Emas perhiasan menjadi pendorong terjadinya inflasi pada core inflation karena meningkatnya harga emas dunia. Namun demikian, terjaganya ekspektasi inflasi dan belum kuatnya permintaan menjaga inflasi kelompok core inflation cukup rendah," kata Bunyamin.

Sementara itu, kelompok administered price mengalami inflasi sebesar 0,54 persen, meningkat dibandingkan bulan lalu yang deflasi 0,65 persen. Kenaikan harga kelompok tersebut disebabkan oleh kenaikan harga rokok kretek filter dan rokok kretek karena penyesuaian harga yang dilakukan oleh perusahaan rokok atas kenaikan tarif cukai di awal tahun.

"Kelompok bahan pokok kini mengalami penurunan hingga deflasi sebesar 0,74 persen dan menurun dibandinhgkan bulan lalu yang inflasi sebesar 0,28 persen karena turunnya harga beras, daging ayam ras, telur ayam tas, tempe, dan wortel," ucap Bunyamin.

Untuk diketahui, dari delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur, enam kota mengalami inflasi. Secara bulanan, kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kediri sebesar 0,09 persen, diikuti Madiun (0,08 persen), Jember (0,07 persen), Surabaya (0,06 persen), Banyuwangi (0,03 persen) dan Malang (0,02 persen). (ANT)

Baca juga artikel terkait DEFLASI atau tulisan lainnya

Reporter: Yantina Debora