tirto.id - Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) mencatat realisasi anggaran kesehatan telah menyentuh Rp21,79 triliun. Angka itu setara 24,9 persen dari pagu Rp87,55 triliun.
Dari realisasi itu sekitar 96 tenaga kesehatan telah menerima santunan kematian. Total santunan yang sudah disalurkan mencapai Rp29 miliar.
Selain santunan kematian, pemerintah juga sudah menyalurkan insentif tenaga kesehatan pusat dan daerah. Realisasinya mencapai Rp3,1 triliun.
“Yang untuk insentif nakes pusat dan daerah sudah keluar. Santunan kematian itu untuk tenaga kesehatan kita yang gugur juga sudah keluar,” ucap Wakil Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional Suahasil Nazara dalam konferensi pers virtual, Rabu (30/9/2020).
Meski demikian, realisasi 96 tenaga kesehatan itu masih terlampau kecil. Data enam asosiasi profesi mencatat total nakes yang meninggal mencapai 245 orang. Sekitar 117 di antaranya adalah dokter per 17 September 2020.
Selebihnya realisasi anggaran kesehatan ditujukan bagi belanja penanganan COVID-19. Nilainya mencapai Rp11,67 triliun.
“Belanja penanganan COVID-19, ini yang untuk penanganan di rumah sakit dan fasilitas kesehatan sudah keluar,” ucap Suahasil.
Selebihnya realisasi belanja kesehatan ditopang oleh rampungnya realisasi belanja Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang sudah diubah menjadi Satgas COVID-19. Realisasi anggaran gugus tugas sudah menyentuh pagunya yaitu Rp3,22 triliun. Namun nantinya anggaran gugus tugas akan ditambah lagi.
Lalu pemerintah juga sudah menyalurkan bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebanyak Rp1,19 triliun untuk 35,9 juta peserta. Sisanya adalah untuk insentif perpajakan kesehatan yang mencapai Rp2,58 triliun.
Suahasil mengatakan pagu anggaran kesehatan masih cukup. Bahkan untuk mengakomodir kebutuhan pengadaan vaksin sekalipun. Ia bilang saat ini pemerintah sudah menyiapkan anggaran untuk vaksin termasuk proses vaksinasinya.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz