Menuju konten utama

Toilet Training & Cara Melatih Anak Bayi Taat Buang Air di WC

Hal yang paling penting diperhatikan dalam toilet training adalah membuat anak merasa nyaman melakukannya.

Toilet Training & Cara Melatih Anak Bayi Taat Buang Air di WC
Ilustrasi anak pipis di toilet. foto/istockphoto

tirto.id - Toilet Training atau Potty training adalah proses melatih balita untuk buang air besar dan buang air kecil di toilet dapat mulai dilakukan oleh orang tua sedini mungkin. Setiap anak memiliki waktu dan kesiapan yang berbeda-beda untuk dapat memulai diajarkan buang air di toilet, seperti halnya saat anak mulai berbicara atau berjalan.

Dilansir laman WebMd, sebagian anak mulai siap untuk belajar menggunakan toilet pada umur 2 tahun, sementara sebagian yang lain bahkan tak menunjukkan kesiapannya hingga umur 2 setengah tahun atau 3 tahun. Biasanya, anak perempuan menunjukkan minat dan kesiapannya lebih awal daripada anak laki-laki. Anak perempuan juga cenderung lebih cepat memahami cara-cara mengunakan toilet.

Orang tua sudah dapat memulai melatih anak belajar menggunakan toilet saat anak menunjukkan tanda-tanda, seperti tertarik saat melihat orang lain pergi ke toilet, dapat memberitahu orang tau saat ingin buang air besar atau buang air kecil, tidak mengompol selama hingga dua jam, mulai tidak suka menggunakan popok, atau saat sudah mulai atau bisa menggunakan celana sendiri.

Tak semua tanda-tanda ini harus ada ketika anak sudah siap. Jika anak sudah menunjukkan sebagian atau beberapa ciri tersebut, orang tua dapat memulai melatih anak buang air di toilet.

Melatih balita untuk buang air besar dan buang air kecil di toilet memang tidak mudah. Menurut American Academy of Pediatrics, menerima dan menyesuaikan dengan kemauan anak adalah hal yang dapat membuat latihan buang air di toilet menjadi pengalaman yang jauh lebih menyenangkan dan tidak menimbulkan stres pada anak maupun orang tua.

Berikut adalah cara-cara melatih anak untuk buang air di toilet yang dikutip melalui laman Raising Children Network Australia.

    • Latihlah anak untuk duduk di atas pispot
Latihlah anak untuk duduk di atas pispot selama 3 hingga 5 menit pada saat setelah makan, setelah mandi, atau sebelum tidur dan sesudah bangun tidur dapat dilakukan sebagai langkah awal orang tua agar anak tahu bagaimana tempat dan cara buang air besar dan buang air kecil yang benar.

Jika anak tak buang air kecil atau buang air besar selama 3 hingga 5 menit, turunkan anak dari atas pispot. Namun, jangan membuat anak duduk di toilet untuk waktu yang lama, karena hal ini akan dianggap sebagai hukuman oleh anak sehingga anak menjadi enggan pergi ke toilet.

    • Konsisten dan jangan memaksa
Latihan buang air di toilet harus dilakukan dengan konsisten setiap hari dengan sabar dan telaten. Latihan menggunakan toilet mungkin akan memakan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan.

Kuncinya adalah orang tua tak boleh memaksa anak. Biarkan anak terbiasa dengan sendirinya. Dan jika anak tak mau bekerja sama atau tampaknya tak tertarik dengan berlatih buang air di toilet sekarang, tunggulah sampai anak ingin mencoba lagi.

    • Berikan pujian untuk setiap kemajuan yang dilakukan anak
Pujilah anak karena usaha mereka. Terutama ketika berhasil buang air di toilet. Hal ini membuat anak tahu bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan benar. Jika anak tak sempat pergi ke toilet dan buang air di celana, pastikan bahwa orang tua tak memarahinya.

    • Mengganti popok dengan celana dalam
Berhenti menggunakan popok kecuali pada malam hari dan selama tidur siang dan mulai kenakan celana dalam pada anak.

Langkah ini dapat dipermudah dengan membiarkan anak untuk memilih celana dalamnya sendiri, sehingga mengenakan celana dalam menjadi rutinitas yang menyenangkan bagi anak.

Selain itu, akan lebih baik apabila orang tua menandatangani anak dengan pakaian yang mudah dilepas, sehingga mempermudah anak saat akan ke toilet.

Dalam proses potty training, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah membuat anak merasa nyaman melakukannya.

Baca juga artikel terkait PARENTING atau tulisan lainnya dari Budwining Anggraeni Tiyastuti

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Budwining Anggraeni Tiyastuti
Penulis: Budwining Anggraeni Tiyastuti
Editor: Yulaika Ramadhani