Menuju konten utama

TNI: Siaga Tempur Hanya di Daerah Rawan Pusat Operasi OPM

Siaga tempur hanya dilakukan di daerah-daerah rawan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

TNI: Siaga Tempur Hanya di Daerah Rawan Pusat Operasi OPM
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda TNI Julius Widjojono (kedua kiri) memberikan keterangan kepada wartawan di Balai Wartawan Puspen TNI, Cilangkap, Jakarta, Minggu (16/4/2023). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nym.

tirto.id - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono meningkatkan status operasi militer yang mulanya menggunakan pendekatan halus (soft approach) menjadi siaga tempur.

Hal itu dilakukan usai bertambahnya lagi korban jiwa dari prajurit TNI dalam operasi penyelamatan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philip Mehrtens di Nduga, Papua.

Lalu bagaimana siaga tempur yang akan dilakukan TNI?

Kapuspen TNI Laksamana Muda Julius Widjojono menuturkan, siaga tempur hanya dilakukan di daerah-daerah rawan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Dia juga menjelaskan kekuatan alutsista dan persenjataan pun tidak berubah.

"Peningkatan siaga tempur dilakukan hanya di daerah-daerah rawan, daerah yang ditandai sebagai pusat-pusat operasi mereka (TPNPB). Adapun secara fisik kekuatan alat utama dan persenjataan tidak ada perubahan," ucap dia dalam keterangan tertulis, Rabu (19/4/2023).

Lebih lanjut, dia mengungkapkan siaga tempur dilakukan karena tindakan kelompok bersenjata semakin tidak terkendali. Para prajurit yang selamat juga menceritakan kebrutalan dan taktik tempur TPNPB-OPM. Salah satunya dengan menggunakan ibu dan anak-anak sebagai tameng untuk merebut senjata TNI.

"Patut dicatat metode-metode dengan pendekatan soft approach, pendekatan hukum sudah dan terus dilakukan, pemisahan penduduk dan separatis juga dilakukan. Bukankah metode ini sudah berjalan sangat lama?" ujar Julius.

Diketahui, baku tembak terjadi antara militer dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pada Sabtu (15/4/2023) sore lalu. Pihak TPNPB-OPM mengakui telah melakukan penyerangan Pos Militer Indonesia di Distrik Yal, Nduga, Papua.

Akibat peristiwa ini, TPNPB-OPM mengklaim telah menembak 9 anggota TNI dan merampok 9 pucuk senjata pada Sabtu, 15 April 2023.

"Panglima Komando Daerah Pertahanan III Nduga Darakkma, Bridgen Egianus Kogeya dan pasukannya bertanggung jawab atas serangan ini," ujar Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom melalui rilis yang diterima Tirto, Minggu, 16 April 2023.

Namun, pihak TNI membantah bahwa ada 9 anggota yang meninggal. TNI, lewat Julius, menyatakan anggota TNI yang meninggal hanya 1 orang dengan nama Pratu Miftahul Arifin dari Satgas Yonif Raider 321 Galuh Taruna. Mereka mengakui bahwa Pratu Miftahul termasuk anggota salah satu satgas yang bertugas menyelamatkan pilot Susi Air yang disandera TPNPB-OPM.

Baca juga artikel terkait SIAGA TEMPUR DI PAPUA atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Intan Umbari Prihatin