Menuju konten utama

TKN: Rekonsiliasi Jokowi & Prabowo Satukan Dua Kekuatan Politik

"Rekonsiliasi di sini adalah dua kekuatan politik terhebat di negeri ini dalam sepuluh tahun terakhir, yaitu Pak Joko Widodo dan Pak Prabowo," kata Dedek.

TKN: Rekonsiliasi Jokowi & Prabowo Satukan Dua Kekuatan Politik
Wakil Komandan Tim Kampanye Nasional ,(TKN) Fanta Prabowo-Gibran, Dedek Prayudi saat diwawancara awak media di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (29/1/2024). (Tirto.id/Fransiskus Adryanto Pratama)

tirto.id - Presiden Jokowi dan Capres Prabowo Subianto pernah menjadi rival pada Pilpres 2014 dan 2019. Kendati demikian, Prabowo memilih bergabung dengan kabinet Jokowi-Ma'ruf dan menjabat sebagai Menteri Pertahanan.

Menurut Wakil Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta Prabowo-Gibran, Dedek Prayudi, bergabungnya Prabowo ke kabinet menunjukkan penyatuan dua kekuatan politik terhebat di Indonesia.

"Paling penting adalah rekonsiliasi. Kalau kita bicara soal rekonsiliasi, ini sudah terang benderang. Yang dimaksud rekonsiliasi di sini adalah dua kekuatan politik terhebat di negeri ini dalam sepuluh tahun terakhir, yaitu Pak Joko Widodo dan Pak Prabowo," kata Dedek saat acara Launching Suara Pagi di Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (29/1/2024).

Dedek kemudian mengenang ketika partainya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyerang Prabowo pada Pilpres 2019. Namun, kata dia, Prabowo justru mendatangi kantor mereka.

"Yang dibalas beliau mendatangi kantor kami, menyejukkan membawa narasi persatuan nasional," ucap Dedek.

Dedek mengatakan Prabowo justru meminta agar setelah pemilu tidak gontok-gontokan. Padahal, tambah Dedek, kala itu Prabowo belum meminang Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapresnya.

"Inilah semangat yang dibawa Pak Prabowo. Padahal, masih belum bersama Mas Gibran," tutur Dedek.

Menurutnya, ia belajar keikhlasan dari Prabowo. Dedek mencontohkan, Prabowo yang saat ini kerap dihujat, bahkan sejak 2019, hanya membalas dengan senyuman.

"Apa kata Pak Prabowo ketika diserang, dicaci, dimaki, beliau bilang senyumin saja, jogetin saja," ujar Dedek.

Alasan Prabowo, kata dia, sepenting-pentingnya sebuah kepentingan, adalah kepentingan Indonesia. Ia menyebut Prabowo sudah mewakafkan dirinya buat bangsa Indonesia.

"Dari dua pelajaran inilah kemudian kita melihat ada relawan-relawan di sini. Relawan-relawan yang mungkin sejak 2019 atau bahkan 2014 bersama Pak Prabowo sudah merasakan keikhlasan itu lebih dulu," kata Dedek.

Dedek menambahkan, ia katanya juga belajar dari Jokowi bahwa relawan itu adalah simbol dari suburnya demokrasi di negeri ini. Menurutnya, relawan bergerak atas kesadaran kolektif tentang apa yang mereka inginkan, ke mana arah bangsa inginkan oleh akar rumput.

"Karena demokrasi itu memberikan ruang dari aspirasi-aspirasi [yang] bergerak dari bawah ke atas, bukan sebaliknya dari atas kebawah," tuturnya.

Ia menyebut Jokowi merawat betul relawannya. Sebab, kata dia, Jokowi memandang bahwa relawan tidak lebih rendah daripada partai politik.

"Relawan dan partai politik berkolaborasi dan bentuk kesejajaran," pungkas Dedek.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - News
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Irfan Teguh Pribadi