Menuju konten utama

Tips Bagi Keluarga Hadapi Bencana Banjir Berdasarkan Panduan BNPB

Setiap keluarga yang berada di kawasan rawan banjir perlu melakukan sejumlah langkah agar bisa meminimalisir dampak buruk bencana. 

Tips Bagi Keluarga Hadapi Bencana Banjir Berdasarkan Panduan BNPB
Warga beraktivitas ketika banjir di Kebon Pala, Jatinegara, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.

tirto.id - Hujan dengan intensitas lebat sudah mulai turun pada pekan terakhir September 2020 meskipun sebenarnya saat ini masih wilayah Indonesia masah dalam fase pancaroba (peralihan musim ke penghujan).

Kemunculan hujan dengan intensitas tinggi juga menyebabkan sejumlah bencana hidrometerologi terjadi di beberapa wilayah. Misalnya, banjir bandang melanda kawasan di 3 kecamatan Kabupaten Sukabumi pada Senin, 21 September 2020.

Selain itu, banjir melanda sejumlah kawasan di Kota dan Kabupaten Bogor pada hari yang sama. Banjir pun kembali menyambangi sebagian wilayah DKI Jakarta pada awal pekan ini.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mencatat, bencana hidrometerologi pada awal pekan ini menambah daftar kejadian kebencanaan selama tahun 2020.

Data BNPB menunjukkan hingga 21 September 2020, sebanyak 2.069 bencana telah terjadi selama tahun ini dan telah mengakibatkan 283 jiwa meninggal dunia.

Bencana didominasi fenomena hidrometeorologi berupa banjir (773 kejadian), puting beliung (547), dan tanah longsor (378). Sementara sisanya adalah karhutla (303) dan kekeringan (22).

Di sisi lain, BMKG memperingatkan masyarakat di sejumlah daerah agar mewaspadai potensi hujan dengan intensitas tinggi pada musim pancaroba saat ini. BMKG memperkirakan hujan lebat akan mengguyur wilayah di sebagian besar provinsi Indonesia pada sepekan ke depan, hingga 28 September 2020.

Masyarakat yang selama ini tinggal di kawasan rawan banjir, perlu melakukan sejumlah langkah antisipasi supaya bisa menghindari atau meminimalisir dampak buruk akibat bencana ini.

Mengutip buku Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga yang diterbitkan BNPB, langkah antisipatif perlu dilakukan dalam 3 fase, yakni sebelum banjir, saat banjir dan setelah banjir terjadi. Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh setiap keluarga untuk mengantisipasi bencana banjir.

Sebelum Banjir Terjadi

1. Persiapan di dalam rumah

  • Tentukan peran dan tugas keluarga (saat banjir apa peran ayah, ibu, anak, dan ART)
  • Pastikan gas, instalasi listrik dan dokumen penting dalam kondisi aman
  • Siapkan tas siaga bencana untuk keluarga yang diletakan di tempat mudah terjangkau
  • Tas siaga bencana harus berisi barang untuk bertahan di 3 x 24 jam pertama
  • Pastikan jalur evakuasi keluar rumah kosong, tidak ada hambatan (meja, kursi, lemari, dll)
  • Memperhatikan keluarga yang sakit dan berkebutuhan khusus
  • Simak dan pakai aplikasi info banjir, cuaca dan status peringatan banjir dari instansi terkait
  • Pastikan bahwa keluarga mengetahui Tempat evakuasi akhir terdekat dari rumah
  • Pastikan rencana keluarga saat terjadi banjir (di mana titik kumpul dan jalur evakuasi)
  • Siapkan keluarga menghadapi evakuasi mandiri (berlatih renang, menyiapkan pelampung)

2. Persiapan di lingkungan

  • Membuat peringatan dini banjir di tempat yang sudah disepakati dan mudah terlihat berupa bambu atau papan untuk menunjukan ketinggian air.
  • Bambu atau papan tersebut diberi warna berurutan (Hijau: aman, Kuning: waspada, Merah: bahaya)
  • Ketinggian bambu atau papan peringatan disepakati bersama
  • Periksa saluran pembuangan air (pastikan bebas dari sumbatan)
  • Periksa dan beri tanda tempat-tempat yang berpotensi membahayakan saat banjir. (Contoh sumur yang tak tertutup, bekas galian, pagar berduri dll)
  • Menyelaraskan rencana kedaruratan keluarga kita dengan tetangga, lingkungan RT, RW dan Kelurahan (sistem peringatan dini, jalur evakuasi, titik kumpul, dan bantuan kedaruratan)
  • Mengadakan pelatihan dan mensimulasikan bersama keluarga dan warga sekitar dalam penyelamatan banjir

Saat Banjir Terjadi

1. Bila ketinggian air di level hijau (aman)

  • Menerima pengumuman dan pengarahan dari RT, RW atau petugas setempat untuk melakukan tindakan evakuasi mandiri
  • Siapkan obat-obatan, dokumen penting dan makanan yang mudah dibawa dan tahan lama.
  • Pindahkan barang elektonik
  • Jika memiliki hewan peliharaan atau hewan ternak, segera diungsikan

2. Bila Kondisi air di level kuning dan merah (bahaya)

  • Memutuskan aliran listrik
  • Membawa tas siaga bencana
  • Awasi anak-anak jangan sampai bermain air banjir di dalam maupun di luar rumah
  • Membawa keluarga dan anggota keluarga yang rentan/manula/berkebutuhan khusus ke tempat yang aman yang diarahkan oleh RT, RW atau petugas terkait sebagai langkah awal jauh sebelum air banjir meningkat

Sesudah Banjir Terjadi

  • Pastikan anggota keluarga dan barang yang diungsikan lengkap
  • Mendengarkan arahan lanjutan dari RT, RW dan petugas terkait
  • Jangan kembali ke rumah sebelum diperbolehkan dan dinyatakan aman
  • Periksa rumah (jika ada tanda-tanda dinding retak , atau kerusakan lainnya)
  • Jangan langsung masuk ke dalam rumah yang masih digenangi air, waspadai binatang beracun dan benda-benda berbahaya yang tersembunyi, lihatlah situasi dengan seksama
  • Buang bahan makanan yang terendam air banjir
  • Bersihkan seluruh perabotan atau pakaian yang terendam banjir
  • Bersihkan rumah dan lingkungan sekitar (bisa dengan kerja bakti bersama warga)
  • Melaporkan seluruh tindakan yang sudah dilakukan dan kerusakan serta kerugian ke RT, RW dan Petugas
  • Mengevaluasi rencana kesiapsiagaan keluarga
  • Membersihkan sumber air.

Baca juga artikel terkait BANJIR atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH