tirto.id - Peneliti Transparency International Indonesia (TII) Wawan Suyatmiko menilai apel kebangsaan yang digelar Pemprov Jawa Tengah sebagai hal tidak perlu. Menurut Wawan, anggaran Rp 18 miliar untuk apel tersebut lebih baik dialokasikan untuk kegiatan lain.
"Tentunya tidak perlu. Coba kita komparasi, anggaran Rp18 miliar itu setara dengan 36 ruang belajar baru atau setara dengan 18 faskes [fasilitas kesehatan] baru," Kata dia kepada reporter tirto, Minggu (17/3/2019).
Wawan menambahkan DPRD Jawa Tengah seharusnya tidak meloloskan usulan anggaran untuk apel kebangsaan itu. Artinya dewan pun ikut bertanggung jawab karena alokasi anggaran itu lolos.
Menurut Wawan, karena lelang jasa penyelenggaraan apel itu masuk dalam Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), penganggarannya tentu telah melewati pembahasan antara eksekutif dan legislatif.
Proses pengganggaran apel itu di APBD Jawa Tengah 2019, kata dia, seharusnya juga telah melewati musrenbang sampai pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) yang melibatkan DPRD.
Oleh karena itu, Wawan berpendapat dalih DPRD Jawa Tengah tidak mengetahui penganggaran untuk apel kebangsaan itu janggal.
"Seharusnya DPRD sudah tahu dari awal, saat proses perencanaan dan penganggaran," kata Wawan.
Dia mendesak DPRD maupun Pemprov Jawa Tengah transparan dan terbuka menjelaskan tahapan perencanaan dan pembahasan anggaran untuk apel tersebut.
“Jadi dua sisi harus seimbang, baik eksekutif dan legislatif kita dorong terbuka,” kata Wawan.
Selain menuai kritik publik, penyelenggaraan apel kebangsaan dengan dana Rp18 miliar dari APBD Jawa Tengah 2019 juga disorot oleh DPRD. Anggota Komisi A DPRD Jawa Tengah, Sriyanto Saputro kepada media menyatakan anggaran itu terlampau besar. Dia juga mengklaim tidak tahu sama sekali ada pembahasan soal anggaran tersebut.
Apel Kebangsaan itu digelar di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang Jawa Tengah pada hari ini. Apel bertajuk "Kita Merah Putih" itu dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sejumlah tokoh dan band Slank.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Addi M Idhom