tirto.id - Salah satu dari 10 tersangka teroris di Bima, Nusa Tenggara Barat, yang sudah tertangkap dalam kondisi hidup, Imam Munandar berhasil dibekuk oleh polisi usai diserahkan pihak keluarganya. Imam ditangkap pada hari Sabtu (4/11/2017) kemarin.
Munandar, yang menjadi bagian dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT), ini ditangkap di rumah bibinya, setelah pihak keluarga menyerahkan dia kepada Polres Bima Kota dan Polda NTB.
“Pukul 08.00 WITA, Kasat Intelkam Polres Bima Kota dan Anggota Polda serta Polres Bima Kota yang didampingi oleh orang tua saudara Imam Munandar menuju kediaman bibinya untuk menjemput saudara Imam Munandar menuju dan diamankan di Mako Polrs Bima Kota,” kata Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tirto pada Senin (6/11/2017).
Menurut Martinus, Munandar yang diduga kuat berperan besar pada aksi penembakan dua polisi di Bima pada 11 September lalu ini mendatangi rumah bibinya, Salma, dalam keadaan kelaparan. Salma kemudian langsung membelikan nasi bungkus seharga Rp5 ribu untuk disantap Munandar lantaran kasihan.
Dua jam berselang, paman Munandar, Ismail mengadu ke rumah orang tua Munandar untuk memberitahukan keberadaan dan kondisi anaknya.
Orangtua Munandar lantas memberikan informasi keberadaan anaknya kepada Kasat Intelkan Polres Bima Kota. Mengetahui hal ini, Ismail dan Salma sempat menenangkan Munandar. Setelahnya, pada pukul 09.00 WITA, Sabtu pagi, senjata api milik Munandar dan yang bersangkutan berhasil diamankan oleh polisi.
Saat penembakan terhadap polisi di Bima yang bernama Bripka Abdul Ghofur terjadi, Munandar bertugas mengendarai sepeda motor. Pelaku lainnya yang melakukan penembakan adalah Muhammad Amirullah alias One Dance, yang sudah ditembak mati saat kontak senjata dengan Densus 88 di perbukitan Ambalawi. Munandar diduga sebagai pimpinan kelompok teroris di Bima yang melakukan penyerangan terhadap dua polisi.
Kepolisian sudah menangkap 10 orang terkait dengan teror yang terjadi di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), sejak September 2017 lalu sampai sekarang. Mereka semua telah berstatus sebagai tersangka. Sementara 4 orang sisanya, 2 masih buron, dan 2 lainnya sudah tewas setelah baku tembak dengan pihak Densus 88 Anti Teror di daerah perbukitan Ambalawi, Bima.
Selain Munandar, 9 tersangka teroris lainnya yang masih hidup dan tertangkap yakni Muhammad Ikbal Tanjung, Abdul Hamid alias Dami, Jasman Ahmad, Yaser bin Thamrin, dan Arkam. Selain itu, Rahmad Julian alias Tedy, Adrian Marangga Musade alias Ian, Baharudin Ahma alias Amir, dan Sahrul Ramadhan.
Sedangkan 2 yang sudah meninggal adalah One Dance dan juga Rahmad Fadhlidzil Jalal alias Yaman. Dua terduga teroris lainnya yang masih buron belum diketahui identitas dan keberadaannya.
“Untuk 9 tersangka yang masih hidup saat ini (hari ini) perjalanan ke bandara internasional Lombok untuk diterbangkan ke Jakarta oleh Densus 88 AT dengan pengawalan Brimob,” kata Martinus.
Dari Penyelidikan, polisi menemukan 3 senjata api rakitan, 9 butir peluru buatan PT Pindad kaliber 3,8mm, 2 butir peluru merk WRA kaliber 9mm, 20 buah butir peluru kaliber 5,56mm, 2 butir selongsong peluru kaliber 3,8mm, STNK sepeda motor yang digunakan saat penembakan Bripka Zaenal, dan 1 buah parang.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Addi M Idhom