tirto.id - Jagat raya atau alam semesta (the universe) merupakan ruang tidak terbatas yang di dalamnya terdiri dari semua materi seperti, tenaga dan radiasi.
Jagat raya tidak bisa diukur. Dengan kata lain, batas-batas jagat raya tidak diketahui dengan jelas.
Galaksi, bintang, matahari, nebula, planet, meteor, asteroid, komet, dan bulan hanyalah sebagian kecil dari materi di jagat raya yang dikenal manusia di Bumi.
Dikutip dari buku Geografi 1 Kelas Xyang ditulis oleh Hartono (2009), rahasia alam semesta belum terpecahkan disebabkan karena teknologi dan pengetahuan manusia masih terbatas. Sama halnya dengan bumi tempat manusia hidup.
Bumi dikenal dengan suatu planet bulatan kecil dengan matahari sebagai pusatnya.
Matahari merupakan salah satu bintang dari sekitar 200 miliar bintang yang ada di Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways atau Kabut Putih).
Berdasarkan penelitian para ahli, Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di jagat raya. Dengan begitu, galaksi di alam semesta jumlahnya ratusan, jutaan, bahkan terdapat miliaran.
Teori Jagat Raya dan Pembentukan Muka Bumi
Berikut ini beberapa teori mengenai jagat raya dan pembentukan muka Bumi menurut ilmu geografi:
1. Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)
Teori The Big Bang Theory menyatakan bahwa asal mula jagat raya adalah adanya suatu massa yang sangat besar dengan jenis yang besar pula.
Selain itu, massa tersebut juga mengalami ledakan yang sangat dahsyat karena adanya reaksi inti massa.
Setelah terjadi ledakan besar, bagian-bagian massa tersebut akan berserakan dan terpental menjauhi pusat dari ledakan.
Miliaran tahun kemudian, bagian-bagian yang terpental tersebut membentuk kelompok-kelompok yang dikenal sebagai galaksi-galaksi dalam sistem tata surya.
2. Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)
The Oscillating Theory dikenal dengan teori ekspansi dan kontraksi. Menurut teori ini, jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali dengan massa ekspansi (mengembang).
Massa ekspansi disebabkan karena adanya reaksi inti hidrogen. Pada tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi. Tahap ini diperkirakan berlangsung selama 30 miliar tahun.
Selanjutnya, galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup kemudian memampat didahului dengan keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi.
Setelah tahap memampat, maka tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian pada akhirnya memampat lagi.
3. Teori Nebula
Dikutip dari buku Bumi Tempat Kita Hidup Paket C Setara/SMA terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Tahun 2017, teori nebula pertama kali dikemukakan oleh seorang filsuf Jerman bernama Imanuel Kant.
Kant menganggap bahwa tata surya berasal dari nebula yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat.
Perputaran yang lambat itu menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang mempunyai berat jenis tinggi. Berat jenis tinggi tersebut dinamakan inti masa.
Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya.
Karena terjadi proses pendinginan, inti-inti massa yang lebih kecil berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut matahari.
4. Teori Planetesimal
Forest Ray Moulton dan Thomas Chrowder Chamberlin, berpendapat bahwa tata surya berasal dari adanya bahan-bahan padat kecil yang disebut planetesimal yang mengelilingi inti yang berwujud gas bersuhu tinggi.
Gabungan bahan-bahan padat kecil itu kemudian membentuk planet-planet. Sementara itu matahari dibentuk dari inti massa yang bersifat gas dan bersuhu tinggi
5. Teori Pasang Surut
Astronom James Hopwood Jeans dan Harold Jeff reys, mengemukakan bahwa tata surya pada awalnya hanya matahari saja tanpa mempunyai anggota.
Planet-planet dan anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang tertarik dan terlepas oleh pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke dekat matahari.
Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi matahari, sehingga lama kelamaan mendingin dan membentuk bulatan-bulatan yang disebut planet.
6. Teori Awan Debu
Carl Friedrich von Weizsäcker dan Ge rard Peter Kuiper, berpendapat bahwa tata surya berasal dari awan yang sangat luas yang terdiri atas debu dan gas (hidrogen dan helium).
Ketidakteraturan dalam awan tersebut menyebabkan terjadinya penyusutan karena gaya tarik menarik dan gerakan berputar yang sangat cepat dan teratur, sehingga terbentuklah piringan seperti cakram.
Inti cakram menggelembung dan membuat matahari, sedangkan bagian pinggirnya berubah menjadi planet-planet.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dhita Koesno