Menuju konten utama

Target Baru Jokowi: Vaksinasi COVID-19 2 Juta Dosis Per Hari

Dari sebelumnya 1 juta dosis vaksin per hari, Jokowi menginginkan pada Agustus 2021 targetnya mencapai 2 juta dosis vaksin per hari.

Target Baru Jokowi: Vaksinasi COVID-19 2 Juta Dosis Per Hari
Presiden Joko Widodo (kanan) meninjau pelaksanaan vaksinasi massal pelaku jasa keuangan di Tennis Indoor Senayan Jakarta, Rabu (16/6/2021). ANTARA FOTO/HO/Setpres-Lukas/wpa/hp.

tirto.id - Presiden Joko Widodo menetapkan target baru untuk program vaksinasi massal. Dari sebelumnya 1 juta dosis vaksin per hari, Jokowi menginginkan pada Agustus 2021 targetnya mencapai 2 juta dosis vaksin per hari.

“Sampai hari ini sudah 42 juta dosis yang sudah disuntikkan. Per hari target mulai Juli 1 juta per hari. Harus. Karena kemarin-kemarin kita masih 200-300 ribu per hari. Sekarang tidak ada tawar menawar 1 juta harus. Agustus, 2 juta harus,” jelas Jokowi saat menghadiri acara Musyawarah Nasional (Munas) ke-VII Kadin di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (30/6/2021).

Menurut Jokowi kunci dari pemulihan ekonomi adalah menyelesaikan dulu masalah COVID-19. Posisi Indonesia dalam program vaksinasi di dunia kini ada di peringkat 11, seiring dengan peningkatan vaksinasi, maka peringkat tersebut diyakini akan terus naik.

“Urutan ke-11. Dan saya yakin di Juli-Agustus ini akan naik, enggak tahu naik ke rangking berapa tapi pasti naik. Karena target 1 juta dan target 2 juta sudah berkali-kali saya sampaikan,” jelasnya.

Dalam program vaksinasi pun Jokowi berterimakasih kepada Kadin yang telah berinsiatif untuk ikut dalam percepatan vaksinasi di Indoensia melalui program vaksin Gotong Royong.

“Meskipun targetnya 22 juta tapi karena vaksinnya belum datang, ya inilah yang akan kita kejar dengan ketua dan jajaran pengurus Kadin agar angka vaksin gotong royong 22 juta bisa terkejar di bulan Juli dan bulan bulan berikutnya,” jelas dia.

Meski terus menargetkan angka vaksinasi COVID-19, nyatanya belum ada keseriusan pemerintah dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Apalagi saat ini, angka kasus positif COVID-19 terus melonjak.

Berbagai kebijakan diambil Jokowi dan jajarannya, namun tak bisa membuahkan hasil yang baik. Terbaru, pemerintah dikabarkan akan mengeluarkan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Satgas Penanggulangan COVID-19 mencatat sampai 29 Juni 2021 jumlah kasus sebesar 2.156.465 kasus dengan 1.869.606 sembuh dan 58.024 meninggal. Kasus harian mencapai 20.000 sejak pekan lalu, menunjukkan penularan Corona yang masif. Hingga 29 Juni 2021 capaian vaksinasi 28.304.774 untuk dosis pertama. Sedangkan dosis kedua sudah 13.329.738.

Pada pekan lalu capaian vaksinasi menyentuh 1,3 juta orang, tetapi pada hari berikutnya menurun. Para epidemiolog mengingatkan vaksinasi yang masif belum dapat menekan penularan Corona selama masih terjadi mobilitas masyarakat dan rendahnya ketaatan untuk praktik 5M.

Selama ini PPKM Mikro dipilih oleh pemerintah dalam membatasi mobilitas sosial dan ekonimi masyarakat. Sektor ekonomi masih beroperasi agar pertumbuhan ekonomi bisa terkerek. Namun saat PPKM mulai dilonggarkan seperti pada jam operasional minimarket dan mall, kasus COVID-19 justru melonjak. Pemicu lain adalah varian Delta yang mudah menular ditemukan di berbagai provinsi, paling banyak di DKI Jakarta.

Anggota Komisi IX Bidang Kesehatan DPR Saleh Partaonan Daulay menilai jika tidak ada perbedaan antara PPKM Darurat dan PPKM Mikro, maka pemerintah perlu menerapkan kebijakan karantina wilayah atau lockdown setidaknya dilakukan pada akhir pekan saja. Bisa juga dengan kombinasi antara PPKM Darurat dengan karantina wilayah.

Baca juga artikel terkait VAKSINASI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Bayu Septianto