Menuju konten utama

Tantangan Membangun Tol Layang Jakarta-Cikampek

Sejumlah proyek transportasi di sekitar ruas Tol Layang Jakarta-Cikampek bisa mengganggu arus lalu-lintas pengemudi, termasuk membahayakan keselamatan mereka.

Tantangan Membangun Tol Layang Jakarta-Cikampek
Pekerja beraktivitas di area pelebaran ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, di Bekasi, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Risky Andrianto

tirto.id - Tepat empat tahun lalu, satu insiden terjadi di Batu Maung, Penang, Malaysia. Sebuah konstruksi beton penghubung proyek Jembatan Penang II runtuh seketika menimpa jalur lalu lintas yang sedang ramai kendaraan. Satu mobil hancur tertimpa reruntuhan beton, satu orang meninggal dan empat orang luka-luka.

Insiden ini tak hanya membawa duka bagi keluarga korban, tapi menampar dunia konstruksi dan teknik sipil Malaysia. Para insinyur Malaysia sedang menguji kemampuan membangun jembatan di atas laut terpanjang di Asia Tenggara. Proyek Jembatan Penang II sepanjang 23,5 km ini dirancang untuk memecah kemacetan parah di jalan tol Jembatan Penang I yang sudah melebihi kapasitas kendaraan.

Serupa tapi tak sama, di pusat kawasan industri Indonesia kini dibangun Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek sepanjang 36 km untuk mengurai kemacetan jalan tol yang sudah ada. Konstruksinya akan dibuat melayang di atas lalu lintas padat kendaraan. Kegiatan pembangunan pier atau tiang beton di tengah jalan tol bisa memicu persoalan keamanan. Keselamatan pekerja proyek dan para pengguna jalan tol di bawahnya menjadi taruhan. Namun, pengembang tol menjamin bahwa semua kekhawatiran ini sudah diantisipasi.

“Selama pelaksanaan konstruksi elevated akan dipasang Concrete Barrier dan pagar pengamanan di sepanjang area kerja di dua sisi kiri dan kanan. Metode perlindungan dan pengamanan lalu lintas itu untuk keselamatan kerja, baik untuk pekerja proyek dan pengguna jalan tol itu sendiri,” kata Iwan Dewantoro, pimpinan proyek PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek, kepada Tirto.

Selain keselamatan pengguna tol, kegiatan konstruksi proyek ini bakal menambah parah kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek. Namun, untuk menekan sebagian median jalan yang dipakai selama proses konstruksi, sebuah teknik yang tak boros memakan lahan jalan tol sudah disiapkan. Teknik ini lebih dikenal Sosrobahu, yakni teknik memutar bahu tiang beton. Teknik ini akan dipadukan dengan pelebaran satu lajur di bahu jalan Tol Jakarta-Cikampek, dari Cikunir hingga Karawang Barat.

“Dikarenakan pembangunan (jalan tol layang) berada di median tengah, dan lajur kiri-kanan masing-masingnya ada 4 lajur, maka kita bangun lajur baru di kiri dan kanan sebagai pengganti,” jelas Iwan.

infografik hl indepth tantangan membangun tol layang cikampek

Teorinya memang mudah. Namun, kenyataannya, para pengguna jalan Tol Jakarta-Cikampek menghadapi pula rumitnya proses pembangunan LRT (kereta api ringan) dan kereta cepat Jakarta-Bandung di jalur yang sama dan proyek ini digarap serentak. Diperkirakan, kedua proyek ini bakal mendatangkan kemacetan parah, sehingga tantangannya pun rumit.

Selain itu, konstruksi di tengah jalan akan menyulitkan proses penggarapan proyek, terutama di Gerbang Tol Cikarang Utama, Bekasi, yang membutuhkan lahan kosong. Beberapa pintu tol, mau tak mau, harus dikorbankan.

Jauh ke arah timur, keberadaan cable stayed di Jembatan Grand Wisata di Tambun, Bekasi, yang melintang di tengah lintasan tol, perlu dicari solusinya. Kontraktor pengerjaan tol akan dihadapkan dengan keberadaan 34 overpass existing sepanjang Cikunir-Karawang Barat, yang mau tak mau harus diakali tol layang. Belum lagi pemindahan utilitas seperti saluran listrik tegangan tinggi, lampu penerangan, rambu-rambu, kabel serat optik, dan pipa gas.

Dari pelbagai persoalan ini, yang sudah di depan mata adalah menangani arus lalu lintas pada musim mudik. Zona merah seperti simpang Cikunir berpotensi macet parah. PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah menghentikan proyek pembangunan tol layang Jakarta-Cikampek, begitu pula kegiatan pembangunan LRT dan kereta cepat, demi menghindari gangguan arus mudik.

“Jadi saat arus mudik dan arus balik, sejak H-20, seluruh kegiatan proyek kita hentikan,” kata Kristianto, manajer utama Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek.

Baca juga artikel terkait ARUS MUDIK atau tulisan lainnya dari Suhendra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Suhendra
Editor: Fahri Salam