Menuju konten utama

Tanggapi Wagub Jabar, Dokter Sebut Poligami Bukan Solusi Cegah HIV

Dokter Peduli HIV mengatakan pencegahan paling aman adalah setia dengan satu pasangan atau gunakan kondom setiap berhubungan seks yang berisiko.

Tanggapi Wagub Jabar, Dokter Sebut Poligami Bukan Solusi Cegah HIV
Wakil Gubernur Jawa Barat UU Ruzhanul Ulum (ketiga kiri) berjalan memasuki gedung Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi saat persiapan keberangkatan ibadah haji, di Bekasi, Jawa Barat, Senin (5/8/2019). ANTARA FOTO/Risky Andrianto/ama.

tirto.id - Dr Ronald Jonathan, Dokter Peduli HIV merespons pernyataan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhaul Ulum yang mengatakan solusi untuk mencegah HIV/AIDS yang meningkat di Jawa Barat adalah dengan menikah dan poligami.

Ronald mengatakan poligami bukan cara untuk mencegah penyakit HIV/AIDS yang menyebar di masyarakat.

"Selama ini kami belum pernah membaca dari segi medis, poligami sebagai pencegahan HIV. Poligami bukan cara untuk mencegah HIV, meski ada sekelompok orang yang menyakini itu," kata Ronald kepada Tirto, Selasa (30/8/2022).

Dia menjelaskan pencegahan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan beberapa cara, yakni ABCDE. Pertama yaitu tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah (Abstinensia).

Kedua, saling setia pada satu pasangan yang tidak terinfeksi HIV (Baku Setia). Ketiga, Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks yang berisiko (Cegah dengan kondom).

Keempat, hindari narkoba/Napas, hindari penggunaan jarum suntik secara bergantian, dan tidak steril (Drugs). Terakhir Kelima, melakukan edukasi kepada masyarakat (Edukasi).

"Sementara HIV bisa tertular kalau melakukan melakukan hubungan seksual secara bebas, tidak menggunakan kondom, lewat jarum suntik, dan bisa melalui ibu positif HIV yang menyusui anaknya," terangnya.

Dia menuturkan pasangan yang sudah menikah atau memiliki lebih dari satu pasangan masih kemungkinan terkena penyakit HIV/AIDS. Hal itu bisa terjadi jika dia berhubungan dengan lawan jenis lain di luar pasangan resminya yang positif HIV.

"Kalau suaminya berhubung sama lawan jenis di luar pasangan resmi yang positif HIV, dia bisa kena HIV. Lalu sang suami bisa menularkan ke istrinya. Begitu sebaliknya. Memang paling aman setia dengan satu pasangan," tuturnya.

Saat ini, kata Ronald, pemerintah telah melakukan beberapa cara untuk mencegah HIV/AIDS kepada pasangan yang ingin menikah. Salah satunya melakukan tes HIV/AIDS kepada pasangan kekasih yang akan menikah.

"Kalau salah satu positif, tetap bisa menikah dengan cara minum obat selama enam bulan lalu virusnya akan kurang terdeksi dan mendekati 0," ucapnya.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhaul Ulum mengatakan, solusi untuk mencegah HIV/AIDS yang meningkat di Jabar adalah dengan menikah dan poligami. Sebab, kata Uu, menikah dan poligami akan menjauhkan diri dari perbuatan zina.

Menurut Uu, terbukti bahwa perzinahan membawa banyak mudarat, mulai dari penyakit kelamin menular, hingga paling parah terjangkit penyakit HIV/AIDS. Usulan itu disampaikan Uu menyusul adanya fenomena HIV/ AIDS menghebohkan masyarakat Kota Bandung.

Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bandung, dari 5.943 kasus positif HIV di Bandung selama periode 1991-2021, sebanyak 11 persen di antaranya adalah ibu rumah tangga (IRT).

Salah satu pemicunya adalah suami yang melakukan hubungan seks tidak menggunakan pengaman dengan pekerja seks. Selain IRT, 6,9 persen atau 414 kasus terjadi pada mahasiswa. Untuk mencegah suami berhubungan seks dengan PSK, Uu menyarankan suami berpoligami.

Baca juga artikel terkait HIV AIDS atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri