Menuju konten utama

Tanggapi Video Ma'ruf Soal Ahok, TKN: untuk Redam Emosi Tokoh Islam

Menurut Hasto, konteks yang disampaikan Ma'ruf Amin saat itu untuk meredam emosi tokoh Islam. 

Tanggapi Video Ma'ruf Soal Ahok, TKN: untuk Redam Emosi Tokoh Islam
Cawapres 01, Ma'ruf Amin didampingi Siti Churiyah menyapa awak media usai debat pilpres ke-4 di Hotel Shangri-La, Jakarta pada Sabtu (30/3/19). tirto.id/Hafitz Maulana

tirto.id - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN), Hasto Kristiyanto angkat bicara soal beredarnya video Cawapres Ma'ruf Amin yang mengatakan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai “sumber konflik” dan "harus dihabisi".

Menurut Hasto, konteks yang disampaikan Ma'ruf kala itu untuk meredam kemarahan umat Islam. Namun, Hasto menegaskan, video tersebut sengaja dipotong dan menghilangkan konteks utuh pernyataan Ma'ruf.

"Saat itu kiai [Ma'ruf] meredam emosi para tokoh Islam. Apa pun MUI kan majelis dari seluruh para ulama. Kita semua sebagai warga bangsa selalu belajar dari masa lalu," kata Sekjen PDIP itu kepada Tirto, Kamis (4/4/2019).

Kendati demikian, Hasto mengatakan, pernyataan Ma'ruf tersebut tidak perlu diungkit kembali. Hasto kemudian mencontohkan bahwa PDIP juga pernah menjadi korban tindakan masa lalu Orde Baru. Namun PDIP sampai sekarang tidak mengungkit hal itu. "Jadi mari kita lihat masa depan," ucapnya lagi.

Menurut Hasto, orang yang mengeluarkan video tersebut menunjukkan kepanikan karena elektabilitas Prabowo-Sandiaga tak kunjung naik hingga sekarang.

"Karena itulah yang mengeluarkan video dan mengedit itu karena mulai panik survei Prabowo-Sandi selalu di bawah," katanya.

Klarifikasi Ma'ruf Soal Video

Dalam video yang beredar, Ma'ruf Amin tampak berbicara dengan sejumlah orang, termasuk Yusuf Mansur.

"Menurut saya, Ahok itu sumber konflik. Bangsa ini akan konflik, tidak akan berhenti kalau Ahok tidak.... Maka itu.. Maka itu Ahok harus kita habisi... Itu sudah pakainya fikih siyasah namanya," kata Ma'ruf dalam video.

Ma'ruf membenarkan bahwa dirinya memang melontarkan pernyataan seperti itu. Namun, saat itu Ma'ruf mengaku diajak untuk mendukung Anies Baswedan menjadi calon presiden.

"Waktu itu, beberapa ustaz ngajak saya untuk mendukung Anies Baswedan menjadi calon presiden," kata Ma'ruf seperti dikutip Antara.

Menurut Ma'ruf, permintaan dukungan itu muncul karena Anies mampu mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama di Pilgub Jakarta. Namun, Ma'ruf menolak mendukung Anies.

"Saya tidak setuju. Saya bilang, Ahok itu, waktu itu saya menggunakan istilah, sumber konflik. Konflik muncul karena Ahok," katanya.

Ma'ruf mengatakan, Ahok harus dicegah, tapi tidak dengan Jokowi. "Pak Jokowi tidak (seperti Ahok), makanya saya cenderung mendukung Pak Jokowi, ketimbang Anies. Sekarang waktunya Pak Jokowi," katanya.

"Waktu itu konteksnya jelas, saya tidak mau mendukung Anies. Karena, sekarang eranya Pak Jokowi. Dia harus selesai dua periode," katanya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto