tirto.id - Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Verry Surya merespons isu beredarnya video Ma'ruf Amin yang mengatakan bahwa Ahok harus dimusnahkan. Video itu diduga diambil beberapa tahun lalu.
Verry meyakini, hal tersebut merupakan kampanye hitam yang tak akan berpengaruh ke masyarakat, karena sudah cerdas. Kasus video Ma'ruf yang mencuat ke media sosial tak akan mengganggu elektabilitas yang diklaim telah tinggi.
"Tidak akan. Karena kami sudah keliling Indonesia dan melihat bagaimana masyarakat sudah mengerti dan paham betul mana yang kampanye hitam," katanya saat dihubungi wartawan Tirto, Kamis (4/4/2019) siang.
Verry juga menambahkan, kalau pun benar adanya video itu, publik perlu melihat konteks keadaan Ma'ruf saat berbicara di video itu.
"Kalau mengenai video KMA (Kiai Ma'ruf Amin). Kami ingatkan, kami selalu mengajak semua pihak untuk gunakan narasi positif, jangan negatif. Ini upaya kampanye negatif. Harusnya program-program kesejahteraan masyarakat yang dibahas," ujarnya.
Verry menilai, mencuatnya video Ma'ruf ke publik, sebagai salah satu upaya untuk menggerus elektabilitas Jokowi-Ma'ruf menjelang hari pencoblosan pada 17 April mendatang.
"Ini memang upaya menggerus elektabilitas. Jangan lagilah kaya gini. Kan udah ada deklarasi damai. Kalau memang benar video itu, kita juga harus mikir, pada keadaan kebatinan seperti apa KMA ngomong seperti itu. Kan beda dengan sekarang," terangnya.
Beberapa waktu lalu, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra membikin geger jagat maya. Pasalnya, ia membongkar percakapan WhatsApp pribadinya dengan Habib Rizieq Shihab (HRS) pada 2018 lalu, yang isinya, HRS menyebut Prabowo "enggak terlalu Islami" dan di sekeliling Prabowo "banyak yang mengidap Islamophobic".
Namun, tak lama berselang, di Twitter muncul video yang diduga direkam pada 2016, yang menampilkan percakapan antara Kyai Maruf Amin (KMA) dengan beberapa orang membahas Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Dalam video tersebut, salah satu orang yang hadir adalah Ustad Yusuf Mansyur.
Inti percakapan itu adalah ucapan KMA yang menyebut: "Ahok berbahaya dan harus segera dimusnahkan."
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno