tirto.id - Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada 12 Desember 2019 kemarin berhasil mendongkrak tingkat pengiriman barang di perusahaan jasa pengiriman. Namun di balik itu, sejumlah karyawan jasa pengiriman mengeluhkan jam kerja yang berlebihan (overwork).
Akun Twitter @penjahatgunung menampilkan sejumlah tangkapan layar yang berisi keluhan pekerja perusahaan jasa pengiriman di media sosial. Dalam tangkapan layar itu juga tampak foto barang-barang siap kirim yang membanjir hingga ke jalanan, mereka pun mengeluh kekurangan jam tidur.
"Dibalik pesta HARBOLNAS 12.12
Ada kang packing dan kang sortir yang menderita 😂😂😂😂," tulis akun @penjahatgunung yang diunggah pada Minggu (15/12/2019) kemarin.
Dibalik pesta HARBOLNAS 12.12
— A B A N G • G R A B (@PenjahatGunung) December 15, 2019
Ada kang packing dan kang sortir yang menderita
😂😂😂😂 pic.twitter.com/JZ09BRZqlw
Di disi lain, Feri menambahkan para pekerja dinilai tidak menyangka bahwa barang kiriman akan membludak dan jam kerja akan bertambah. Feri sendiri mengklaim telah menyiapkan uang lembur kepada pekerjanya yang bekerja melebihi batas waktu.
"Mungkin dalam hal ini yang banyak dialami oleh para pekerja tentu tidak menduga ini akan berakibat bertambahnya jam kerja, harus lebih lama mengerjakan tanggung jawabnya," kata Feri kepada reporter Tirto, Senin (16/12/2019).
Iwan Senjaya selaku Key Account Manager J&T Express pun memberi pernyataan senada. Pihaknya telah merekrut pekerja tambahan dan menambah jumlah kendaraan pengiriman untuk mengantisipasi Harbolnas.
Terkait keluhan overwork, menurutnya hanya segelintir pihak yang mengeluh. J&T sendiri telah memberi arahan kepada karyawannya bahwa jam kerja mereka akan bertambah saat Harbolnas.
Feri dan Iwan memang mengakui ada peningkatan jumlah pengiriman barang akibat Harbolnas. Feri menjelaskan rata-rata jumlah pengiriman JNE mencapai 1 juta pengiriman per hari. Saat Harbolnas kemarin jumlah pengiriman meningkat hingga 20-30 persen, barang yang banyak dikirim terdiri atas produk fesyen dan alat-alat rumah tangga.
"Tentu [pengiriman ke] Jawa masih mendominasi," ujar Feri.
Di sisi lain Iwan menyebut dalam tiga hari sejak 12 Desember 2019, perusahaannya telah mencatat 10 juta pengiriman. Barang yang dikirim didominasi aksesoris ponsel dan produk fashion, dan kebanyakan dikirim ke area Jabodetabek.
Iwan menjelaskan lonjakan ini bahkan lebih tinggi dari promo 11.11 sebelumnya. Saat itu JNT mencatatkan 6 juta pengiriman dalam 3 hari.
"Jadi kita lihat ada kenaikan yang cukup signifikan," pungkas Iwan.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Bayu Septianto