Menuju konten utama

Tanda-tanda Post Power Syndrome, Pengertian & Cara Mengatasinya

Berikut adalah tanda-tanda post power syndrme, dari gejala, penyebab dan cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.

Tanda-tanda Post Power Syndrome, Pengertian & Cara Mengatasinya
Ilustrasi Post Power Syndrome. foto/istockphoto

tirto.id - Post power syndrome adalah kondisi kejiwaan yang umumnya terjadi pada orang-orang yang kehilangan kekuasaan atau jabatan.

Kondisi ini pada akhirnya akan mengakibatkan turunnya self esteem atau harga diri orang itu.

Sindrom ini, seperti ditulis dalam laman Kemensos, adalah gejala yang terjadi ketika seseorang hidup dalam bayang-bayang kebesaran masa lalu.

Hingga saat ini, orang itu seakan-akan belum mampu menerima perubahan yang terjadi dalam dirinya.

Dilansir situs Dinsos Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, masalah mental ini umumnya terjadi pada lansia dan sindrom ini memiliki istilah lain, yaitu retirement syndrome.

Penyebab Post Power Syndrome

Hal-hal yang menyebabkan post power syndrome, seperti penderita yang menghadapi masa pensiun dengan pikiran negatif atau barusan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sementara beberapa penyebab lainnya, seperti:

  • Publik figur yang hilang ketenarannya.
  • Hanya menguasai satu bidang pekerjaan, saat tidak bisa bekerja lagi pada bidang itu, seseorang merasa kehilangan sumber penghidupannya.
  • Punya jabatan penting dalam perusahaan, lalu saat berhenti dari perusahaan itu, seseorang takut kehilangan pengakuan publik.
  • Mengkhawatirkan masalah keuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terutama saat seseorang berhenti dari pekerjaannya.
  • Seseorang takut akan pembalasan dendam dari mantan bawahannya ketika seseorang itu melepas jabatan.
  • Kekhawatiran kalau segala keberhasilan dan prestasi yang sudah dibangun selama ia bekerja, akan hancur setelah seseorang itu berhenti bekerja.

Tanda-Tanda Seseorang Mengidap Post Power Syndrome

Untuk bisa mengatasi post power syndrome, maka seharusnya terlebih dahulu tahu tentang apa saja gejala atau tanda-tanda dari sindrom ini.

Berikut adalah beberapa gejalanya:

  • Merasa kurang bergairah dan sering sakit-sakitan
  • Mudah tersinggung dan sangat sensitif
  • Menjadi pemurung
  • Tidak suka apabila ada yang membantah
  • Menarik diri dari pergaulan sosial
  • Sering sekali berbicara tentang kehebatannya di masa lalu
  • Senang sekali menyerang pendapat orang lain
  • Senang mengkritik dan mencela
  • Tidak mau kalah

Infografik SC Post Power Syndrome

Infografik SC Post Power Syndrome. tirto.id/Ecun

Cara Mengatasi Post Power Syndrome

Setelah mengetahui berbagai gejala post power syndrome, maka perlu pula memahami bagaimana cara mengatasi penyakit ini

Masih dilansir dari situs Dinsos Provinsi Kepulauan BaBel, hal pertama yang bisa dilakukan ketika mendapati orang tua, kakek, nenek, atau orang terdekat Anda menunjukkan gejala retirement syndrome, segera ajak mereka untuk konsultasi ke dokter.

Sebelum terlambat, sebelum terkena sindrom ini, atau mungkin, Anda melihat kemungkinan itu bisa terjadi pada orang-orang terdekat, maka Anda pun harus berlatih menerima perubahan yang terjadi.

Kebanyakan penderita post power syndrome tidak bisa menerima perubahan yang terjadi, padahal perubahan adalah hal yang pasti, dan tidak bisa dihindari.

Sedari dini, segera buat rencana ke depan agar Anda, atau orang-orang terdekat Anda, siap menghadapi hari tua.

Kebanyakan orang-orang penderita post power syndrome karena mereka tidak lagi memiliki aktivitas yang sama seperti sebelumnya.

Rasa bosan dan rasa khawatir tidak bisa bertahan hidup karena tidak ada pemasukan lagi, salah satunya, yang membuat mereka seringkali menjadi frustasi.

Oleh karena itu, segera rencanakan masa depan, agar ketika momen ini terjadi, Anda atau orang terdekat tidak mengalami sindrom ini.

Hal lainnya yang bisa dilakukan adalah dengan aktif berkomunitas dan terus bersosialisasi agar tetap terkoneksi dengan orang-orang di sekitar.

Perasaan tetap terhubung dengan orang-orang sekitar Anda, terutama orang-orang yang punya hobi dan aktivitas sama, akan tetap membuat Anda merasa bermanfaat dan tetap dibutuhkan.

Selain itu, Anda atau orang-orang terdekat Anda itu, tidak akan merasa kesepian, dan sendirian menjalani hari-hari yang semakin senja.

Jika diperlukan, Anda atau orang-orang terdekat Anda, bisa mengikuti program konseling bersama dengan profesional.

Baca juga artikel terkait SYNDROME atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno