Menuju konten utama

Memahami Metode Tambang terbuka, Manfaat, dan Kekurangannya

Tambang terbuka disebut-sebut sebagai metode penambangan paling merusak. Lalu, apa itu tambang terbuka dan bagaimana dampaknya? Simak penjelasannya berikut.

Memahami Metode Tambang terbuka, Manfaat, dan Kekurangannya
Sejumlah truk mengangkut batubara di area stockpile in pit RL 35, kawasan IUP Tambang Air Laya PT Bukit Asam Tbk, di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Rabu (18/10/2024). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/foc.

tirto.id - Metode pengerukan sumber daya mineral dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni secara terbuka dan bawah tanah. Tambang terbuka sering dipilih karena prosesnya lebih cepat dengan biaya operasional relatif rendah.

Dalam praktiknya, tambang terbuka memungkinkan penambang untuk mengakses deposit mineral secara langsung tanpa perlu penggalian bawah tanah. Hal ini mempermudah proses ekstraksi dan meningkatkan efisiensi.

Meskipun begitu, dampak lingkungan dari penerapan metode tambang terbuka bisa sangat signifikan, seperti kerusakan ekosistem dan perubahan lanskap.

Lalu, bagaimana praktik metode tambang terbuka? Untuk memahami seputar tambang terbuka, simak penjelasan berikut mengenai pengertian hingga kekurangan dan kelebihannya.

Apa Itu Tambang Terbuka?

Tambang terbuka adalah metode penambangan yang melibatkan kegiatan tambang dekat dengan permukaan bumi. Area kerja tambang yang menerapkan metode ini langsung terhubung dengan udara.

Dalam Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 5, No. 2 (2011) dijelaskan, penambangan dengan metode tambang terbuka dilakukan dengan cara pengupasan tanah penutup bahan tambang.

Setelah tanah penutup dibersihkan dari area tambang, bahan tambang digali dan diangkut ke luar. Ketika seluruh bahan tambang sudah dieksplorasi, sisa galian akan meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan.

Perusahaan yang memiliki izin kuasa penambangan (KP) diwajibkan untuk menimbun kembali lubang-lubang yang ditimbulkan oleh kegiatan tambang terbuka. Penutupan lubang bekas tambang ini biasanya menggunakan tanah dari sekitar atau tanah penutup yang sudah diambil sebelumnya.

Jika proses penimbunan tidak dilakukan dengan benar, kesuburan tanah akan berkurang. Masyarakat sekitar akan sangat dirugikan dalam hal ini.

Manfaat Tambang Terbuka

Metode tambang terbuka umum digunakan karena berbagai manfaatnya. Lalu, apa saja manfaat penambangan terbuka? Dirangkum dari Sciencing dan Agincourt Resources, berikut beberapa manfaat tambang terbuka.

1. Efektivitas biaya

Penambangan terbuka lebih murah karena membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja dan peralatan dibandingkan tambang bawah tanah. Meski peralatannya lebih sedikit, dengan metode ini, penggunaan peralatan besar dapat membuat ekstraksi bijih lebih cepat sehingga menghasilkan keuntungan lebih besar.

Aspek efektivitas dan efisiensi ini lebih condong menjadi manfaat bagi pengusaha. Namun, masyarakat tetap mendapatkan dampak buruknya.

2. Kesederhanaan mekanis

Tambang terbuka lebih sederhana secara mekanis karena tidak ada batasan ruang sebagaimana tambang bawah tanah. Oleh karena itu, penggunaan mesin lebih efisien dan pergerakan peralatan lebih mudah.

3. Keamanan pekerja

Pengerukan dengan metode tambang terbuka dinilai lebih mampu mengurangi risiko runtuhan dan paparan gas beracun. Cara tersebut diyakini lebih aman bagi pekerja dibandingkan tambang bawah tanah.

4. Produktivitas lebih tinggi

Kemampuan untuk mengekstraksi bijih di permukaan tanpa kendala terowongan dan poros sempit dapat meningkatkan efisiensi penambangan. Dengan demikian, tambang terbuka dapat mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan tambang bawah tanah, sering kali 3-5 kali lebih efisien.

Manfaat penambangan terbuka dalam konteks produktivitas hanya dirasakan oleh perusahaan. Di sisi lain, masyarakat tetap dirugikan, terutama dalam jangka panjang.

Metode Tambang Terbuka

Penambangan terbuka dilakukan menggunakan alat berat untuk menggali tanah dan batu-batuan di atas mineral yang dicari. Setelah penggalian, mesin pengeruk akan mengambil atau mengangkat mineral yang ditemukannya.

Melansir dari “Buku Panduan Praktikum Metode Tambang Terbuka” (2020) oleh Institut Teknologi Nasional Yogyakarta, metode tambang terbuka dibedakan menjadi empat jenis, antara lain:

1. Open pit dan open cast

Open pit adalah metode penambangan yang digunakan terhadap endapan bijih yang berada di daerah datar atau lembah. Metode ini melibatkan penggalian ke bawah untuk membentuk cekungan atau lubang di permukaan.

Sementara itu, open cast/open mine/open cut adalah adalah metode penambangan yang diterapkan pada endapan bijih yang berada di lereng bukit. Penambangan dilakukan dengan menggali dari bawah ke atas atau sebaliknya (side hill type). Bentuk tambang ini bisa melingkari bukit atau mengikuti undakan, bergantung pada lokasi endapan yang ingin ditambang.

2. Quarry

Quarry adalah metode penambangan terbuka yang digunakan untuk menggali endapan bahan galian industri atau mineral industri, seperti tambang andesit, marmer, granit, dan batu gamping.

Penambangan quarry dibedakan menjadi dua, yakni side hill type untuk penambangan di lereng bukit serta pi type untuk penambangan di wilayah mendatar.

3. Strip mine

Strip Mine adalah metode penambangan terbuka yang digunakan untuk endapan yang terletak mendatar atau sedikit miring. Metode ini sering diterapkan pada penambangan batu bara atau endapan garam.

4. Alluvial mine

Selaras dengan namanya, penambangan ini digunakan untuk menambang endapan alluvial, seperti bijih timah, pasir besi, emas, dan sejenisnya. Berdasarkan metode penggaliannya, tambang alluvial dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni tambang semprot, penambangan dengan kapal keruk, dan metode manual.

Dampak dan Kekurangan Tambang Terbuka

Kelebihan metode tambang terbuka terkait dengan manfaatnya, mulai dari biaya yang lebih murah sehingga tingkat produktivitasnya yang lebih tinggi. Lantas, apa kekurangan tambang terbuka?

Tambang terbuka disebut sebagai salah satu metode pertambangan paling merusak karena memerlukan pembabatan vegetasi, lapisan tanah atas, dan pemindahan batuan secara luas untuk mengekstraksi endapan bijih, terlebih jika tidak dilakukan reklamasi tambang. Selaras dengan hal ini, beberapa kekurangan tambang terbuka berdasarkan Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 5, No. 2 (2011), antara lain:

1. Perubahan bentang lahan

Tambang terbuka dapat menyebabkan perubahan bentang lahan yang signifikan, membuat permukaan lahan menjadi tidak teratur, dan sulit untuk dimanfaatkan kembali.

2. Kerusakan struktur tanah

Proses penambangan dapat merusak struktur tanah. Hal itu akan berdampak pada stabilitas tanah dan mengganggu pori-pori tanah yang penting untuk penyerapan air.

3. Hilangnya lapisan tanah subur

Hilangnya atau tertimbunnya lapisan atas tanah yang subur akan menurunkan daya dukung tanah untuk pertumbuhan tanaman sehingga dapat meningkatkan risiko erosi. Hal ini terjadi jika penggalian dan penimbunan tanah saat penambangan tidak dilakukan dengan benar.

4. Penurunan keanekaragaman hayati

Lahan yang terdegradasi akibat tambang terbuka cenderung memiliki biota yang berbeda dari ekosistem aslinya, mengakibatkan penurunan keanekaragaman flora, fauna, dan mikroba. Hal ini setidaknya mulai terjadi sejak pembabatan vegetasi dan lapisan tanah atas.

5. Gangguan sistem drainase

Lubang bekas galian tambang dapat mengganggu sistem drainase sehingga mempersulit pemanfaatan lahan di masa depan. Hal ini juga dapat meningkatkan potensi banjir atau pendangkalan sungai.

Baca juga artikel terkait TAMBANG atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin