tirto.id - Wasekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menganggap sejumlah hasil survei yang memprediksi partainya gagal lolos ke parlemen di Pemilu 2019 adalah pelecut semangat.
Dia masih optimistis PPP mampu memenuhi ambang batas parlemen sebagaimana di pemilu-pemilu sebelumnya.
"Kami menganggapnya sebagai pelecut semngat karena setiap survei jelang pemilu, PPP selalu dipotret tidak lolos parlemen tapi kenyataannya justru lolos," kata Baidowi kepada reporter Tirto pada Jumat (29/3/2019).
Selama ini, dalam sejumlah hasil survei, PPP kerap masuk dalam barisan partai yang diprediksi tidak lolos ambang batas parlemen pada Pemilu 2019, yakni 4 persen.
Survei terakhir yang dilakukan tiga lembaga, yakni Litbang Kompas, CSIS dan Alvara Research Center pada Maret 2019 menunjukkan elektabilitas PPP masih di bawah 4 persen.
Apalagi, sebulan jelang pencoblosan, Ketum PPP yang sudah diberhentikan, Romahurmuziy (Romi) ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga menerima suap terkait seleksi jabatan di Kementerian Agama (Kemenag).
Meskipun demikian, Baidowi tetap meyakini kasus yang menjerat Romi tidak akan mempengaruhi dukungan masyarakat ke PPP di Pemilu 2019.
"Enggak ngaruh, karena itu kasus pribadi bukan kasus PPP dan kami tegas langsung mengganti beliau," ujar Baidowi.
PPP memang bergerak cepat setelag Romi ditangkap oleh KPK dan ditetapkan sebagai tersangka kasus jual beli jabatan di Kemenag. Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) di Bogor, pada 20 Maret lalu, menetapkan Suharso Monoarfa sebagai Plt Ketua Umum PPP.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Addi M Idhom