tirto.id - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PPP Achmad Baidowi mengaku tak khawatir dengan hasil survei Litbang Kompas yang memprediksi partainya tidak lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold) di Pemilu 2019.
"Biasa saja, survei [Litbang] Kompas memang selalu [memprediksi] PPP tak lolos PT [parliamentary threshold]," ujarnya kepada Tirto, Jumat (22/3/2019).
Hasil survei terbaru Litbang Kompas menyimpulkan hanya enam partai peserta Pemilu 2019 yang kemungkinan lolos parliamentary threshold. Enam partai itu adalah PDIP, Gerindra, Golkar, PKB, Demokrat dan PKS.
Sedangkan sejumlah partai lama, termasuk PPP dan semua partai baru diprediksi tidak lolos ambang batas parlemen.
Baidowi mengatakan prediksi bahwa PPP tidak lolos parlemen kerap muncul menjelang pemilu. Akan tetapi, kata dia, faktanya partai berlambang Kakbah itu tetap lolos ke parlemen.
"Kami mau lolos pemilu bukan lolos survei. Namun demikian, hasil survei tersebut tetap menjadi acuan untuk memetakan gerakan politik kedepan," ujar Baidowi.
Agar dapat masuk ke dalam parlemen, Baidowi menuturkan partainya akan terus bekerja keras agar suaranya tidak semakin tergerus.
"Sebulan ke depan, kami memperkuat basis pemilih tradisional," ujar dia.
Menurut dia, pemilu serentak menjadi pelajaran berharga bagi seluruh partai politik. Oleh karena itu, Baidowi melanjutkan, perlu terobosan agar sistem pemilu disempurnakan. Misalnya, dengan merevisi angka parliamentary threshold.
PPP memang harus bekerja keras untuk lolos parliamentary threshold, apalagi setelah ketua umum terdahulunya, Romahurmuziy (Romi) ditangkap KPK karena dugaan kasus suap. Kini, PPP sudah menunjuk Suharso Monoarfa sebagai Plt Ketua Umum untuk menggantikan posisi Romi.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Addi M Idhom