tirto.id - Shalat witir dilakukan seusai melakukan shalat malam yang memiliki wirid dan doa tersendiri.
Dilansir NU Online, shalat witir adalah shalat sunah yang dikerjakan dengan jumlah rakaat ganjil. Seorang muslim dapat memilih untuk mengerjakan satu, tiga, lima , tujuh, atau 9 rakaat sesuai dengan kemampuannya.
Meski dikerjakan pada malam hari, namun para ulama berselisih tentang kedudukannya antara sebagai bagian dari shalat lail (tahajud) atau bukan.
Witir sebagai penutup dari shalat malam. Sementara itu, waktu pelaksanaanya dapat dilakukan selepas isya hingga jelang matahari terbit atau subuh.
Jika seorang muslim merasa tidak bisa bangun di akhir malam, maka dapat mengerjakannya di awal malam.
Hukum melaksanakan shalat witir adalah sunah muakkad atau sangat dianjurkan. Apabila seseorang sudah terbiasa melakukan shalat malam atau tahajud, maka salat witir sebaiknya jangan sampai ditinggalkan.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda:
“Jadikanlah akhir shalat malam kalian adalah shalat witir.” (HR. Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751).
Wirid & doa setelah shalat witir
Amalan yang sebaiknya tidak ditinggalkan setelah melakukan shalat witir adalah membaca wirid lalu berdoa.
Karena dengan itu, amalan shalat witir menjadi lebih lengkap. Selain itu jangan lupa untuk meminta segala hal baik yang diinginkan, karena Allah hadir di dunia pada sepertiga malam terakhir.
Dikutip dari laman Tebu Ireng, seusai melaksanakan shalat witir maka wirid berikut bisa dilantunkan:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ ﴿ 3 ﴾ سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ
“Maha suci Tuhan Yang Merajai lagi Maha Suci (3x). Maha Suci lagi Quddus Tuhan Kami, Tuhan para Malaikat, dan Malaikat jibril.”
أَشْهَدُ أَنْ لآَ إِلَهَ إِلاَّ اللهْ أَسْتَغْفِرُ اللهَ
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah. Aku memohon ampun kepada-Nya.”
(3) نَسْأَلُكَ رِضَاكَ و الْجَنَّةَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
“Wahai Tuhanku. sesungguhnya aku memohon kepadaMu ridhamu dan surga dan aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka (3x).”
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفَوٌّ كَرِيمْ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا ﴿ ٣ ﴾ يَا كَرِيمَ
“Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Maha Mulia yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah kami (3x) Yang Maha Mulia.”
Setelah wirid selesai dilakukan, maka akhiri dengan membaca doa berikut ini:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا، وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللَّهُ، يَا اَللَّهُ، يَا اَللَّهُ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
“Wahai Allah! Sesungguhnya kami memohon kepada-Mu iman yang tetap, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyu’, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang shaleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat, kami memohon kepada-Mu kesehatan yang sempurna, kami memohon kepada-Mu syukur atas kesehatan, dan kami memohon kepada-Mu terkaya dari semua manusia. Wahai Allah, Tuhan kami! Terimalah dari kami shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, kekhusyu’an kami, kerendahan hati kami, ibadah kami, Sempurnakanlah kelalaian (kekurangan) kami, wahai Allah, wahai Allah, wahai Allah, wahai Zat Yang Paling Penyayang di antara para penyayang, Semoga rahmat Allah tercurahkan kepada sebaik-baik makhluk-Nya, Muhammad, keluarga dan sahabatnya semua, dan segala puji milik Allah, Tuhan semesta alam.”
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno