tirto.id - Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih perkasa di peringkat pertama kandidat capres yang dipilih publik. Selain Ganjar, nama mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto masih menempel Ganjar.
Hal itu berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Indonesia pada 1.221 responden selama 7-11 Januari 2023 dalam basis simulasi 19 nama.
"Di simulasi 19 nama ini seperti biasa masih yang unggul adalah Ganjar Pranowo 27 persen, diikuti oleh Anies Baswedan sekitar 17 persen. Lalu Prabowo Subianto 16 persen," jelas Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam survei daring, Minggu (22/1/2023).
Nama lain di luar ketiga nama tersebut antara lain adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (7,2 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (2,4 persen), Menparekraf Sandiaga Uno (2,1 persen), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (1,8 persen) dan Menteri BUMN Erick Tohir (1,3 persen).
Dalam simulasi 10 nama, 3 nama bersaing ketat. Ganjar di peringkat pertama (29,2 persen), Prabowo (19,4 persen) dan Anies (16,5 persen). Dua nama yang masuk 5 besar adalah Ridwan Kamil (8,7 persen) dan Sandiaga Uno (3,4 persen).
Pada simulasi 3 nama, nama Ganjar unggul sekitar 10 sampai 20 persen dengan angka 36,3 persen. Sementara itu, Anies di peringkat ketiga dengan 24,2 persen dan Prabowo di angka 23,2 persen.
"Jadi Prabowo sama Anies pada Januari 2023 ini berada pada posisi yang saling kejar atau pada posisi yang sama kompetitif sementara Airlangga masih tetap unggul meskipun belum dominan," Kata Djayadi.
Jika dikaitkan dengan kepuasan Presiden Jokowi, nama Ganjar mendapatkan efek elektoral tertinggi di angka 35,4 persen. Kemudian disusul Prabowo Subianto (18,2 persen) dan Anies (14 persen).
Sementara itu, ketidakpuasan pemerintah diasosiasikan dengan Anies (27,1 persen) dilanjutkan Prabowo (26,4 persen). Sejumlah pendukung Ganjar yang tidak suka kepemimpinan Jokowi ikut terekam dengan angka 10,5 persen.
"Ganjar unggul antara lain karena dia paling unggul di kalangan pemilih yang puas dengan kinerja presiden," kata Djayadi.
Kemudian, Djayadi juga merekam bahwa mayoritas pendukung Jokowi-Maruf menaruh harapan ke Ganjar dengan angka 41,9 persen. Sementara itu, suara pendukung Prabowo-Sandi di masa lalu terbelah dengan ada yang ke Anies sebesar 28,6 persen dan masih bertahan di Prabowo sebesar 36,4 persen.
Jika dilihat dari segi partai, Ganjar menguasai suara PKB (49,1 persen), PDIP (48,1 persen), dan Nasdem (34,4 persen). Sementara itu, Anies kuat di PPP (25 persen) dan PKS (48 persen). Ganjar dan Anies berebut suara di PAN dengan angka sama 35,3 persen.
Ganjar dan Anies juga mempunyai pengaruh yang hampir sama-sama kuat di Demokrat meski ada AHY. Anies mengantongi 26,9 persen sementara Ganjar 23,1 persen. AHY sendiri malah berada di angka 3,8 persen atau lebih rendah daripada Ridwan Kamil yang mencapai 9 persen.
Di sisi lain, Prabowo menguasai Gerindra (43,2 persen). Namun, Prabowo bersaing dengan Ganjar dalam perebutan suara di Golkar dengan angka 25,9 persen.
Sementara itu, dari sisi partai, PDIP masih berada di peringkat pertama sebagai partai yang dipilih publik dengan angka 21,9 persen. Peringkat kedua ada Gerindra 12,1 persen dan Demokrat 7,1 persen.
Jika melihat berbasis partai yang lolos parlemen, ada nama Golkar (6, 7 persen), Nasdem dan PKS (5 persen), Perindo (4,8 persen), dan PKB (4,7 persen).
Sementara itu, PAN dan PPP diprediksi berada di bawah ambang batas 4 persen. PPP berada di angka 2,2 persen sementara PAN berada di angka 0,6 persen. Selain itu, Partai Ummat dan Hanura berada di 0,5 persen, Partai Buruh dan PBB 0,3 persen, dan Partai Gelora 0,1 persen.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri