tirto.id - Di tengah masih cairnya poros koalisi partai untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, sebuah unggahan di halaman Facebook bernama “Ruang Publik” (tautan) menyatakan pasangan Ganjar Pranowo dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sah menjadi Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres), juga telah diresmikan jutaan orang. Dalam unggahan disertakan pula video dengan durasi 9 menit 36 detik.
Video tersebut mula-mula menunjukkan footage Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bersama dengan Ahok.
“Banyak yang bertanya kepada saya, mengapa kok ibu mau memilih kembali Pak Ahok. Negara kita ini telah merdeka, dimerdekakan dari Bung Karno proklamator kita, Untuk bisa di dalam kemerdekaannya itu, kita harus menerima Pancasila. Karena lima silanya itulah mem-blending bagaimana cara kita hidup. Oleh itu juga, para pendiri kita memberikan nama pada republik tercinta ini adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Merdeka, merdeka, merdeka,” ujar Megawati dalam rekaman yang dinukil, seolah memberikan dukungan pada Ahok dalam Pemilu.
Setelah itu video juga menampilkan tangkapan layar sebuah berita berjudul “PDIP: Sejarah, Trah Soekarno dan Dilema Regenerasi Politik” dan sejumlah cuplikan pandangan beberapa tokoh terhadap PDIP dan Ahok, termasuk dari perwakilan Teman Ahok. Kemudian pada menit ke 2:31, terdapat suara narator yang kira-kira menceritakan soal alasan Ahok memilih bergabung dengan PDIP.
Sejak beredar pada 4 Januari 2023, unggahan ini telah mendapat 17 ribu impresi dan 4.100 komentar dari warganet per Kamis (12/1/2023). Videonya sendiri telah ditonton sebanyak 451 ribu kali.
Lantas, benarkah Ganjar resmi gandeng Ahok di Pilpres tahun depan? Apakah PDIP telah menyatakan sikap terkait hal itu?
Penelusuran Fakta
Pertama, terlepas dari judul, informasi dalam video tak menyebut bahwa Ganjar dan Ahok maju sebagai capres dan cawapres.
Selanjutnya Tirto mencari tahu sumber asli cuplikan rekaman Megawati dan Ahok dalam video untuk memeriksa kesesuaian konteksnya. Dengan menggunakan alat bantu telusur gambar Yandex, kami mengunggah tangkapan layar footage tersebut dan mendapati video serupa di tayangan YouTube BeritaSatu tertanggal 4 Februari 2017, yakni 5 tahun silam.
Dengan judul “Megawati Soekarnoputri: Saya Mantap dan Tak Ragu Merekomendasikan Ahok-Djarot” kiranya menggambarkan video tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan Pemilu setahun mendatang.
Menurut keterangan, sambutan Megawati dalam video diberikan dalam rangka mendukung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 15 Februari 2017. Di video aslinya Megawati pun terlihat tak hanya bersama Ahok, melainkan juga didampingi Djarot Saiful Hidayat yang berdiri di sebelah kanannya.
Adapun footage lain dalam video yaitu cuplikan komentar pendukung Ahok atau Teman Ahok. Untuk mengecek asal muasal rekaman tersebut, tim riset Tirto menggunakan langkah yang sama yakni melalui Yandex.
Hasil penelusuran Yandex kemudian membawa kami ke kanal YouTube CNN Indonesia yang mengunggah video tersebut pada 14 Juni 2016. Berdasarkan keterangan CNN Indonesia, konteks video itu pun lagi-lagi bukan soal Pemilu 2024, akan tetapi menjelaskan terkait Pilkada DKI, lebih spesifik tentang merapatnya Ahok ke PDIP.
Begitu pula dengan suara narator dalam video yang tersebar. Setelah memasukkan kata kunci ke mesin pencarian Google, pernyataan itu rupanya berasal dari laporanDetik berjudul “Ditanya Alasan Gabung PDIP, Ahok Cerita Soal Mega Nilai Orang dari Kinerja” yang tayang 12 Februari 2021.
Isi artikelnya adalah seputar jawaban Ahok memilih bergabung dengan partai berlogo banteng itu.
Ketika ditanya oleh artis kenamaan DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Agustina H atau akrab dipanggil Tina Toon, dalam acara “Imlekan Bareng Banteng”, Ahok menyatakan (12/2/2021) bahwa PDIP di bawah Megawati membuktikan bahwa partai itu adalah rumah besar kaum nasionalis. Pun, partai itu ia sebut memperjuangkan kepentingan semua anak bangsa tanpa membedakan Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).
Sekali lagi, di artikel itu tidak tercantum keterangan terkait Ahok dan Pemilu 2024.
Sementara mengenai tangkapan layar artikel berita dengan judul “PDIP: Sejarah, Trah Soekarno dan Dilema Regenerasi Politik,” hasil penelusuran Google menunjukkan artikel tersebut merupakan laporan Bisnis.com bertanggal 10 Januari 2022. Isinya tercermin dari judul, yakni menyoal dinamika perpolitikan PDIP termasuk saat Ganjar sebagai kadernya masuk dalam bursa pemimpin nasional 2024.
Lagipula, apabila PDIP disebut mengusung Ganjar atau Ahok untuk Pemilu, maka hal itu bisa dipastikan merupakan rumor. Sebab, Megawati sebagai Ketum PDIP bahkan belum mengumumkan kandidat yang diusung, tetapi sinyal dari PDIP mengindikasikan Megawati bakal memilih capres yang berasal dari kader internal. Hal itu disampaikan Megawati saat Hari Ulang Tahun (HUT) PDIP ke-50, Selasa (10/1/2023).
Dukungan Megawati terhadan Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2024 memang sempat menjadi perbincangan awal tahun lalu lantaran Megawati menggunakan sapaan “sahabat” kepada Ahok kala acara HUT ke-49 PDIP. Namun, seperti dilansir Kompas TV, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan ucapan tersebut tidak bisa disimpulkan sebagai dukungan politik.
Hasto berujar, Megawati selama ini banyak membangun relasi persahabatan dengan siapapun seperti Prabowo Subianto dan sederet tokoh nasional lainnya.
Perlu diketahui bahwa hoaks mengenai Ganjar di Pemilu pun pernah tersebar sebelumnya. Akhir tahun lalu, Gubernur Jawa Tengah tersebut diklaim maju Pilpres 2024 bersama Prabowo Subianto. Padahal, berdasarkan hasil pemeriksaan fakta Tirto, unggahan yang menyebarkan narasi itu hanya menjelaskan kesimpulan sementara dari hasil survei IndoStrategi Research and Consulting yang mayoritas mendukung Ganjar dan Prabowo jika disimulasikan menjadi pasangan capres-cawapres.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, narasi mengenai pasangan Ganjar-Ahok resmi maju Pilpres 2024 dan didukung oleh PDIP bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Dalam video yang beredar tidak ditemukan keterangan menyoal peresmian Ganjar dan Ahok sebagai capres dan cawapres. Video terdiri atas beberapa footage yang tidak ada sangkut pautnya dengan Pemilu 2024.
Megawati sebagai Ketum PDIP bahkan belum mengumumkan kandidat yang diusung. Akan tetapi, sinyal capres dari PDIP dikatakan Megawati akan berasal dari kader internal.
Editor: Farida Susanty