tirto.id - Hasil survei nasional lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) yang digelar sepanjang 1-7 Maret 2023 menunjukkan bahwa kondisi politik hari ini di Indonesia tidak buruk. 42 persen responden menilai kondisi politik hari ini baik dan 1 persen menilai sangat baik.
Namun, dalam survei yang sama, 76 persen responden menilai kondisi politik hari ini tidak berdampak apa-apa ke kehidupan mereka. 5 persen sisanya menilai sangat tidak berdampak.
Untuk kondisi ekonomi hari ini, 53 persen responden menilai kondisinya buruk dan 3 persennya sisa mengaku sangat buruk. Kondisi itu berpengaruh ke aktifitas rumah tangga 57 persen responden. Bahkan 8 persen lainnya mengaku sangat berdampak.
Di sektor lembaga penegak hukum, Polri menjadi lembaga yang paling tidak dipercaya. 51 persen responden tidak percaya dengan lembaga yang dipimpin Listyo Sigit Prabowo tersebut, 6 persen lainnya mengaku sangat tidak percaya.
Angka ketidakpercayaan tersebut sangat tinggi jauh di atas lembaga penegak hukum lain, semisal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang hanya 37 persen, pengadilan yang hanya 24 persen, dan Kejaksaan Agung yang hanya 18 persen.
Sedangkan untuk lembaga lainnya, tiga lembaga teratas yang memiliki suara responden untuk dipercaya: Tentara Nasional Indonesia (97 persen), Basarnas (91 persen), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (87 persen)—bahkan di atas angka kepercayaan responden terhadap Presiden yang hanya 64 persen. Hal tersebut memungkinkan karena faktor bencana yang rutin terjadi di berbagai daerah selama setengah tahun terakhir.
Survei tersebut dilakukan secara tatap muka melibatkan 1.200 responden. Pada tahap awal, IPO terlebih dulu menentukan sejumlah desa untuk menjadi sampel, pada setiap desa akan dipilih secara acak menggunakan random kish grid paper sejumlah 5 RT, pada setiap RT dipilih 2 keluarga, dan setiap keluarga akan dipilih 1 responden dengan pembagian laki-laki untuk kuesioner bernomor ganjil, perempuan untuk bernomor kuesioner genap, total responden laki-laki dan perempuan pada pembagian 50:50 persen.
Selanjutnya, pada tiap-tiap proses pemilihan selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak. Survei ini memiliki margin of error 2,5 persen dengan tingkat akurasi data 95 persen. Seting pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Abdul Aziz