Menuju konten utama
Pilpres 2019

Survei Indikator: 30% Percaya Prabowo Diduga Terlibat Penculikan

Dari 30 persen yang mengetahui, 40 persen di antaranya percaya bahwa Prabowo memang terlibat. Sementara 33 persen yang mengaku tidak percaya, sedangkan sisanya tidak tahu.

Survei Indikator: 30% Percaya Prabowo Diduga Terlibat Penculikan
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berpidato saat menghadiri perayaan Natal bersama keluarga besar Partai Gerindra Provinsi Maluku dan masyarakat Kota Ambon yang dipusatkan di Baileo Oikumene, Ambon, Maluku, Jumat (28/12/2018). ANTARA FOTO/izaac mulyawan

tirto.id - Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei mengenai isu penculikan aktivis di tahun 1997-1998 yang diduga melibatkan calon presiden Prabowo Subianto.

Hasilnya, dari 1.220 responden secara acak, 30 persen dari mereka tahu soal isu Prabowo diduga terlibat penculikan aktivis. Sedangkan 70 persen lainnya tidak mengetahui.

Dari 30 persen yang mengetahui, 40 persen di antaranya percaya bahwa Prabowo memang terlibat. Sementara 33 persen yang mengaku tidak percaya, sedangkan sisanya tidak tahu.

“Dari 30 persen yang tahu, 40 persen percaya, 33 persen tidak percaya,” ucap Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi di Menteng, Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Meskipun begitu, Burhanuddin tak mau menyimpulkan bahwa Prabowo terlibat atau tidak. Yang penting, kata Burhanuddin, hal ini dianggap sebagai isu yang menyerang pribadi dan rekam jejak Prabowo.

“Ini mungkin ada yang mempertanyakan, ini kan bukan hoaks. Makanya saya tadi sebut, terserah, ini hoaks apa tidak hoaks, tapi yang jelas kita menganggapnya ini isu personal,” tegas Burhanuddin lagi.

Menurut dia, dari 40 persen yang percaya, 65 persen di antaranya berasal dari basis pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin yang menjadi lawan Prabowo di pilpres 2019.

Sedangkan dari 33 persen mereka yang tidak percaya, 63 persen di antaranya berasal dari kalangan pendukung Prabowo-Sandiaga Salahuddin Uno.

Efek isu tersebut, menurut Burhanuddin, memang tergantung pada sikap partisan masing-masing.

“Mereka menerima hoaks [berita bohong] secara parsial. Kalau hoaks itu mendukung sikap partisannya, dia akan setuju. Kalau hoaks itu merugikan sikap partisannya dia tidak akan setuju,” ucap Burhanuddin.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto