tirto.id - Penanggungjawab pemenangan paslon capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said menyindir kinerja dua kementerian yang kerap ribut soal masalah impor.
Menurutnya, dua menteri tersebut yakni Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bukanlah teknokrat lantaran kerap berselisih soal data pangan dalam pengambilan kebijakan impor.
"Cek aja. Sektor industri perdagangan pertanian apakah berperilaku sebagai teknokrat. Sudah lama kami tidak mendengar pernyataan teknokratis, itu yang kami tunggu," ujarnya di Hotel Ke Meridien, Jakarta Selatan, Senin (12/11/2018).
Ia menyebut misalnya, perbedaan data soal impor beras yang menyebabkan perang urat saraf antar Dirut Bulog Budi Waseso dengan Enggartiasto dua bulan lalu.
Padahal, kata Sudirman, semua data terkait kebutuhan hingga ketersediaan pangan dalam negeri sudah disuplai Badan Pusat Statistik (BPS).
"Maka itu saya yakin sekali salah satu solusi ke depan adalah bagaimana portofolio perekonomian itu diisi dengan teknokrat terbaik yang kita punya," kata mantan menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tersebut.
Kendati demikian, ia menyebut, upaya peningkatan dalam pengelolaan data pangan memang perlu terus dilakukan. Oleh karena itu, kata dia, BPS harus diperkuat baik dari segi sumber daya manusia maupun teknologinya.
Sebab, hampir setiap kebijakan publik yang akan diambil oleh pemerintah berbasiskan data-data yang disuplai oleh lembaga tersebut. Ini pula yang menurut Sudirman nantinya bakal jadi konsen pasangan Prabowo-Sandi jika mendapat mandat sebagai presiden dan wakil presiden pada 2019.
Jika hal tersebut belum bisa dilakukan, lanjut Sudirman, "level Menko [perekonomian] harus diperkuat. Selama fungsi fungsi ekonomi tidak diurus dengan teknokratis. Teknokratis itu kan artinya bicara dengan data, bicara dengan profesionalisme."
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dipna Videlia Putsanra