Menuju konten utama

Subsidi Angkutan Tol Laut Turun 50 Persen pada 2019

Alokasi anggaran subsidi tol laut pada 2019 menurun 50 persen dibanding 2018. Tahun ini subsidi tol laut dianggarkan Rp222 miliar, atau jauh lebih kecil dari alokasi pada 2018: Rp447,6 miliar.

Subsidi Angkutan Tol Laut Turun 50 Persen pada 2019
Pengendara sepeda motor melintas di kawasan industri galangan kapal di Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (5/6/2018). ANTARA FOTO/Aji Styawan

tirto.id - Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Ditjen Hubla, Kemenhub, Wisnu Handoko menyatakan pada 2019 alokasi anggaran untuk angkutan tol laut turun drastis dibanding tahun sebelumnya.

“Pada tahun ini, subsidi angkutan tol laut mengalami penurunan sekitar 50 persen, dari sebelumnya tahun 2018 sebesar Rp447,6 miliar menjadi Rp222 miliar pada 2019,” kata Wisnu dalam diskusi soal Tol Laut di Hotel Garden Palace, Surabaya pada Kamis (17/1/2019) seperti dilansir laman resmi Kemenhub.

Meskipun demikian, Wisnu mengklaim penyelenggaraan angkutan tol laut terus meningkat sejak tahun 2015 atau saat program itu pertama kali dijalankan oleh pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

“Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya jumlah trayek. Pada tahun 2018 dan 2019 mencapai 18 trayek yang dilayani oleh 19 armada kapal,” kata Wisnu.

Menurut Wisnu, dari total 18 trayek tol laut yang dibuka pada 2019, lima di antaranya dioperasikan oleh PT. Pelni. Dua trayek tol laut lainnya dioperasikan PT. ASDP dan empat lainnya oleh Djakarta Lloyd. Trayek-trayek itu dioperasikan 3 perusahaan tersebut melalui penugasan dari pemerintah.

Sementara tujuh trayek tol laut lainnya, kata dia, dioperasikan sejumlah perusahan pelayaran swasta melaui mekanisme pelelangan umum.

Wisnu menjelaskan kapal-kapal tol laut di 18 trayek tersebut menyinggahi empat pelabuhan pangkal, enam pelabuhan transshipment (bongkar muat) dan 66 pelabuhan singgah.

Dia menambahkan program tol laut dilasakan dengan menyediakan pelayaran rutin dan terjadwal dari barat sampai timur Indonesia untuk memperkuat jalur pelayaran dan logistik. Tujuannya, memperlancar arus pengiriman barang agar disparitas harga bisa ditekan.

Wisnu mengakui pelaksanaan program tol laut belum maksimal. “Pelayanan kapal tol laut belum sepenuhnya menjangkau daerah T3P [Terdepan, Tertinggal, Terluar dan Perbatasan]," ujar dia.

Selain itu, kata Wisnu, program tol laut juga terkendala oleh fasilitas bongkar muat di beberapa pelabuhan singgah yang minim. Penggunaan teknologi informasi dalam tata kelola operasional tol laut juga perlu ditingkatkan lagi melalui digitalisasi sistem pelayanan pelabuhan.

Muatan balik yang belum optimal, dia melanjutkan, juga menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus segera dicari solusinya untuk memaksimalkan program tol laut.

Wisnu mencatat data realisasi muatan berangkat pada 2018 tercatat sebesar 229.565 ton dengan total 239 voyage. Sedangkan realisasi muatan balik hanya sebesar 5.502 ton.

Baca juga artikel terkait TOL LAUT atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom