Menuju konten utama

"Suara Anies Naik Berkat Prabowo Turun Gunung"

Laporan PolMark Indonesia menempatkan Anies-Sandi unggul dari pasangan lainnya, dengan rincian pasangan Anies-Sandi 40,36 persen, Ahok-Djarot sebesar 40,18 persen dan Agus-Sylvi mendapat perolehan suara sebesar 19,46 persen.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) mengangkat tangan kedua pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo memaparkan beberapa hal terkait dengan hasil positif yang diperoleh pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI Jakarta.

Pertama, elektabilitas Anies-Sandi meningkat berkat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang mau “turun gunung” sebulan menjelang pencoblosan.

“Meski saya adik Pak Prabowo, namun menurut beberapa Koran asing seperti New York Times, sejak Prabowo aktif kampanye satu bulan terakhir, elektabilitas Anies-Sandi naik,” kata Hashim kepada Tirto di kantor DPP Partai Gerindra, Ragunan Jakarta Selatan, Rabu (15/02/2017).

Faktor kedua, kata Hashim, datang dari Ahok. Menurutnya Ahok tidak bisa menjaga ucapan. Dia suka menghina orang.

“Kedua terus terang saja ini karena mulutnya Ahok. Mulutnya Ahok mencerminkan sifatnya Ahok. Orangnya ya begitulah. Labil tidak bisa kendalikan mulut. Menghina orang,” kata Hasjim.

Salah satu hinaan Ahok yang berpengaruh terhadap elektabilitasnya, menurut Hashim adalah saat dia menghina Kiai Ma’ruf Amin dalam sidang dugaan kasus penistaan agama.

Hasjim mengatakan selama ini belum pernah ada orang di Indonesia yang berani menghina ulama. “Tidak pernah orang bisa menghina kiai seperti Kiai Ma’ruf Amin Rais Aam PBNU. Orang seperti Ahok kok tega ya? Heran saya,” ujarnya.

Faktor ketiga yang membuat Ahok gagal menang satu putaran, menurut Hashim adalah polemik antara Antasari dan Susilo Bambang Yudhoyono. Dia mengatakan polemik antara Antasari dan SBY menggambarkan konflik antara Ahok-Djarot dan Agus-Sylvi. Konflik semacam itu menurutnya tidak disukai oleh masyarakat Jakarta.

“Orang-orang seperti saya yang menonton televisi dan baca seperti saya mungkin bisa menangkap. Ya antara satu [Agus-Sylvi] dan dua [Ahok-Djarot] berbenturan. Ada saling menyerang. Saling menuduh. Masyarakat Jakarta sudah tidak suka dengan konflik,” katanya.

Di putaran kedua nanti, Hashim meminta Anies-Sandi bekerja keras dan total. Keduanya harus bisa merangkul pendukung Agus-Sylvi dan Ahok-Djarot. Dia juga optimistis Anies-Sandi akan menang di putaran kedua. “Mereka harus all out kerja keras. Merayu pemilih Agus-Sylvi juga pendukung Ahok-Djarot,” katanya.

Mengenai komunikasi politik dengan partai pengusung Agus-Sylvi, Hashim mengatakan hal itu akan dilakukan oleh Prabowo. Dia percaya partai pengusung Agus-Sylvi akan memberikan dukungan kepada pasangan Anies-Sandi. “Mungkin Pak Prabowo ke SBY. Kan dalam hal ini kami lihat antara pihak Ahok dan Agus panas sekali. Saya kira hubungan (paslon) satu dan dua tidak harmonis lagi,” ujarnya.

Sebelumnya, laporan PolMark Indonesia menempatkan Anies-Sandi unggul dari pasangan lainnya, dengan rincian pasangan Anies-Sandi 40,36 persen, Ahok-Djarot sebesar 40,18 persen dan Agus-Sylvi mendapat perolehan suara sebesar 19,46 persen.

Sementara, hasil exit poll yang dikumpulkan dari wawancara terhadap 800 responden pemilih di 400 TPS di Jakarta juga menempatkan Anies-Sandi paling atas yakni sebesar 39,86 suara, sementara Ahok-Djarot sebesar 32,06 persen suara dan Agus-Sylvi sebesar 28,24 persen suara.

Pada Pilkada DKI Jakarta ini diikuti oleh tiga pasangan calon, yakni: Pasangan nomor urut satu adalah Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni diusung Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN.

Pasangan nomor urut dua adalah Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura dan Partai NasDem. Pasangan nomor urut tiga adalah Anies Baswedan-Sandiaga Uno diusung Partai Gerindra dan PKS.

Selain itu, Pilkada 2017 diikuti 101 daerah dari tingkat provinsi, kabupaten, serta kota. Daerah yang menyelenggarakan pemilihan kepala daerah tersebut terdiri atas tujuh provinsi, 76 kabupaten, dan 18 kota.

Baca juga artikel terkait ANIES-SANDIAGA atau tulisan lainnya dari Jay Akbar

tirto.id - Politik
Reporter: Jay Akbar
Penulis: Jay Akbar
Editor: Alexander Haryanto