Menuju konten utama

Studi: Orang Tua Akan Kurang Tidur Sampai Anak Usia 6 Tahun

Kualitas dan kuantitas tidur orang tua akan terpengaruh hingga 6 tahun usai mereka punya anak.

Studi: Orang Tua Akan Kurang Tidur Sampai Anak Usia 6 Tahun
Ilustrasi Kurang tidur. FOTO/istockphoto

tirto.id - Durasi waktu tidur orang tua akan berkurang setelah kelahiran anak mereka. Menurut studi terbaru, kualitas dan kuantitas tidur orang tua akan terpengaruh sampai enam tahun apalagi bagi seorang ibu di tiga bulan pertama setelah kelahiran anak pertama.

“Kami tidak berharap menemukan itu, tetapi kami percaya ada banyak perubahan dalam tanggung jawab yang Anda miliki,” ucap Sakari Lemola, anggota tim studi tersebut seperti dikutip The Guardian.

Peneliti dari Universitas Warwick tersebut juga mengatakan, anak-anak mungkin akan berhenti menangis pada malam hari seiring bertambahnya usia. Namun, para orang tua mungkin akan bangun di malam hari akibat sakit atau mimpi buruk serta kekhawatiran menjadi orang tua berdampak terhadap tidur mereka.

Lemola dan tim studinya mencoba meneliti tentang tingkat kepuasan tidur ibu dan ayah selama masa pra-kehamilan, kehamilan, dan 6 tahun setelah kelahiran anak.

Studi yang telah diterbitkan di jurnal Sleep tersebut mengumpulkan data wawancara dari orang dewasa di Jerman setahun sekali dalam rentang 2008 sampai 2015. Para peserta diminta untuk menilai kualitas tidur mereka pada skala 0 sampai 10 dan ditanyakan tentang berapa jam tidur normal mereka pada hari kerja dan akhir pekan.

Para peneliti fokus pada tanggapan lebih dari 2.500 wanita dan hampir 2.200 pria yang melaporkan kelahiran anak pertama, kedua, dan ketiga serta mengikutinya selama enam tahun.

Hasilnya, peneliti menemukan kualitas tidur seorang ibu turun rata-rata 1,7 poin saat kelahiran anak pertama dan satu poin untuk anak kedua dan ketiga dibandingkan sebelum kehamilan pertama mereka.

Para ibu kehilangan sekitar 40 menit tidur pada malam hari setelah kelahiran bayi mereka dibandingkan waktu pra-kehamilan, baik anak pertama maupun selanjutnya.

Tiga bulan pertama setelah kelahiran adalah masa-masa yang sangat melelahkan bagi para ibu. Mereka kehilangan lebih dari satu jam waktu tidur jika dibandingkan sebelum melahirkan. Sebaliknya, hal yang sama tidak terjadi kepada para ayah. Ayah hanya kehilangan 13 menit waktu tidur.

Temuan lain dari studi ini melihat dampak kelahiran anak pertama bertahan lama bagi orang tua. Jika ditambah dengan kelahiran berikutnya, perempuan masih relatif kurang tidur, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, empat hingga lima tahun setelah kelahiran anak pertama mereka.

Berbeda dengan setelah kelahiran anak pertama, tidur ibu pulih setelah kelahiran anak kedua dan hampir pulih kembali setelah kelahiran anak ketiga jika dibandingkan sebelum masa kehamilan.

Namun, studi ini masih memiliki kelemahan, di antaranya data yang dikumpulkan sekali dalam setahun dan beberapa peserta yang menjadi sampel studi telah keluar.

Cathy Finlay, guru antenantal dari National Childbirth Trust, mengatkan gangguan tidur memang sulit dan melelahkan tetapi tidak akan bertahan selamanya.

Finlay juga mengatakan beberapa cara bagi orang tua untuk mengurangi dampak dari gangguan tidur. Misalnya, menjadwal waktu tidur siang untuk persiapan merawat anak saat malam hari.

“Cobalah untuk tidak khawatir tentang pekerjaan yang tidak penting di sekitar rumah dan menerima bantuan dari keluarga dan teman-teman ketika ditawarkan,” ucap Finlay.

Baca juga artikel terkait POLA ASUH ANAK atau tulisan lainnya dari Nurcholis Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nurcholis Maarif
Editor: Dipna Videlia Putsanra