tirto.id - Tingkat kekuatan militer Rusia berada di peringkat dua dunia pada tahun 2020. Hal itu berdasarkan Military Strength Ranking dari Global Fire Power, dengan power index 0.0681 (dengan ukuran 0.0000 sebagai angka sempurna). Dalam hal ini, kekuatan militer Rusia hanya beda satu peringkat dengan AS yang menduduki posisi pertama.
Kekuatan itu dapat dilihat dari jumlah militer yang mencapai 3.013.000 personel dan 46 juta penduduk yang bisa diikutsertakan dalam wajib militer.
Jumlah alutsista Angkatan Udara Rusia mencapai 4.163 aset, termasuk 873 pesawat tempur, 742 pesawat serbu. 424 transpor, 497 pesawat tempur latih, 127 pesawat misi khusus dan 2.053 helikopter. Masing-masing, jumlah tersebut menduduki peringkat 3 besar dunia.
Angkatan Darat Rusia memiliki 12.950 tank, 27.038 kendaraan tempur lapis baja, 10.548 artileri, dan 3.860 proyektor roket.
Sementara untuk Angkatan Laut, Rusia memiliki total 603 aset armada, di antaranya: 1 kapal induk, 16 kapal penghancur, 10 fregat, 79 korvet, 62 kapal selam, 41 kapal patrol dan 48 kapal ranjau.
Dilansir dari RAND berjudul The Future of Russian Military. Menurut Think-tank tersebut, dalam pengembangan kapabilitas militer, Rusia akan mengejar Kemajuan C4ISR (Command, Control, Communication, Computer, Intelligence, Surveillance, and Reconaissance) dan sistem UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau pesawat tanpa awak.
Rusia juga diprediksi akan tetap menjadi pemimpin dalam bidang pertahanan udara serta mengejar pengembangan teknologi sistem Electronic Warfare untuk mengkonter sistem pertahanan Barat. Selain itu, dengan dukungan dari perusahaan domestik, Rusia akan tetap mengembangkan alutsista di bidang perkapalan dan rudal balistik.
Ada cukup banyak alutsista yang telah dikembangkan oleh Rusia, di antaranya seperti generasi ke 5 pesawat tempur SU-57 yang sedang menjalani unmanned-testing (uji pesawat tanpa awak). Dikabarkan Su-57 diterbangkan tanpa awak di lokasi yang dirahasiakan pemerintah Rusia. kehadiran pilot di lokasi hanya untuk memonitor sistem pesawat tempur tersebut dari daratan. Demikian dikutip dari The Eurasian Times.
Pada Desember 2019, seperti dikutip The Guardian, Rusia meluncurkan Avangard untuk pertama kalinya, misil Balistik Intercontinental dikabarkan memiliki kecepatan hypersonic yang mampu terbang dengan 27 kali lipat kecepatan suara.
Presiden Rusia, Vladimir Putin menyampaikan bahwa Avangard didesain menggunakan campuran material baru yang tahan terhadap temperatur panas sampai 2,000 C, misil ini sendiri dapat membawa hulu ledak nuklir sampai dengan 3 megaton.
Secara lebih spesifik, Missile Threats menyebutkan, kecepatan misil ini ialah mencapai 20 Mach atau 6.86 km/detik, kelas Hypersonic Glide Vehicle (HGV), dan memiliki jarak tempuh sampai dengan 6.000 km dengan berat 2.000 kg.
Masih dari Missile Threats, misil lain yang masih dalam tahap pengembangan di antaranya ialah RS-28 Samrat dan RS-26 Rubezh. Pada tahun 2018, RS-28 sempat pada tahap uji coba peluncuran di Plesetsk Cosmodrome.
Misil ini merupakan kelas Interconental Ballistic Missile (ICBM), memiliki muatan 10.000 kg hulu ledak MIRV dan mampu menempuh jarak 10.000-18.000 km. Rencananya, misil ini mulai akan dioperasikan tahun depan.
Sedangkan RS-26 Rubezh, masih belum diketahui jenisnya, tapi kemungkinan misil kelas ICBM atau Intermediate Range Ballistic Missile (IRBM). Misil ini memiliki muatan 800 kg hulu ledak single MIRV serta mampu menempuh jarak 5.800 km.
Tidak Hanya itu, dilansir dari Popular Mechanics, Rusia memperkenalkan Tank barunya T-14 Armata pada tahap uji coba di Suriah pada April 2020. T-14 dipersenjatai dengan smoothbore gun 2A82-1M (senapan laras halus), 12.7 milimeter machine gun, 57 milimeter pelontar granat, dan unmanned turret (penembak tanpa awak). Tank ini juga dilengkapi dengan sistem proteksi aktif Afghanit yang dapat mendeteksi dan menembak jatuh setiap misil sebelum mengenai tank.
Tidak hanya T-14, Rusia juga sempat perkenalkan tank robot Uran-9 di Suriah pada tahun 2018. Uran-9 dilengkapi dengan empat buah pelontar misil 9M120-1 Ataka anti-tank, enam buah Shmel-M kaliber 93 milimeter. 1 buah meriam otomatis 2A72 berukuran 30 milimeter, dan satu jenis senapan mesin koaksial berukuran 7.62 milimeter, demikian dikutip dari Bussiness Insider.
Rusia juga berencana akan meluncurkan beberapa kapal perang barunya, di antaranya ialah fregat kelas Admiral Gorshkov (project 22350) dan versi upgrade terbaru dari fregat Marshal Shaposhnikov frigate (project 1155).
Dikutip dari Naval Technology, Rusia berniat membuat 20 fregat kelas Admiral Gorshkov dan enam di antaranya akan dikirimkan tahun ini. Fregat ini dikembangkan oleh FSUE Severnoye PKB di St Petersburg, memiliki panjang 130 meter, dan menempuh jarak 4000 mil dengan kecepatan maksimum 30 knot. Selain itu, kapal ini dapat menampung 200 kru.
Upgrade dari fregat Marshal Shaposhnikov, dikabarkan akan di uji coba pada akhir tahun ini. Kapal ini akan diperbarui dengan teknologi siluman 100 mm artileri universal A-190-1, demikian dikutip dari Navy Recognition.
Pada tahun 2018, Kementerian Keuangan Rusia mempublikasikan anggaran pertahanannya sampai dengan tahun 2020. Melihat dari publikasi tersebut, beberapa akademisi RAND memproyeksikan anggaran pertahanan Rusia akan bertahan sampai dengan tahun 2025.
Mereka memperkirakan, pengeluaran pertahanan Rusia turun di tahun 2017-2020, setelah menghabiskan 43.2 miliar dolar AS pada tahun 2014. Dan diproyeksikan pengeluaran perlahan akan meningkat menjadi 46.5 dolar AS di tahun 2025, sedangkan anggaran tahun 2020 akan berkutat pada angka sekitar 42 miliar dolar AS.
Dikutip dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), pengeluaran militer di tahun 2019 mencapai 4.2 triliun Ruble atau 65.1 miliar dollar AS. naik dibandingkan tahun 2018 yaitu 61.4 miliar dollar AS.
Dikutip dari publikasi RAND "The Future of Russian Military", strategi militer Rusia akan berkutat pada 5 hal yaitu: deterensi strategis, dominasi regional di dekat wilayah Rusia (mantan jajahan Uni-Soviet), operasi ekspedisi, persiapan atas perang besar dan stabilitas domestik.
Penulis: Mochammad Ade Pamungkas
Editor: Alexander Haryanto