tirto.id - Desember tahun 2019, Kementrian Pertahanan Nasional Vietnam mengeluarkan white paper resmi berjudul 2019 Vietnam National Defence. Di dalam paper itu dijelaskan tentang strategi nasional Vietnam yang disebut The Strategy to Safeguard the Homeland.
Stretegi tersebut ditujukan untuk mengidentifikasi tujuan, pasukan gabungan, dan mempertimbangkan solusi yang layak untuk mengerahkan seluruh kekuatan untuk mempertahankan tanah air, menentukan perencanaan strategi pertahanan nasional, strategi militer, strategi keamanan nasional, strategi diplomatik, dan strategi sektoral lainnya.
Strategi tersebut akan terfokus pada: pengamanan peran utama Partai Komunis Vietnam, mempromosikan efektivitas pengelolaan negara ata perlindungan dalam negeri; bertekad menjunjung tinggi tujuan kemerdekaan nasional dan sosialisme.
Selanjutnya mempertahankan lingkungan yang damai dan stabil bagi perkembangan sosio-ekonomi negara; menggabungkan dua tugas strategis dalam pertahanan dan konstruksi nasional; menjadikan kekuatan internal sebagai faktor penentu, mengutamakan pembangunan ekonomi, pembangunan partai, budaya sebagai fondasi rohani masyarakat, dan memperkuat pertahanan dan keamanan nasional sebagai tugas penting.
Fokus lainnya yaitu, membangun kekuasaan penuh dalam politik, ideologi, ekonomi, kebudayaan, masyarakat, pertahanan nasional, keamanan, dan diplomasi; Untuk mengejar kedaulatan dan kepercayaan dalam integrasi internasional; Dan untuk secara konsisten menerapkan kebijakan luar negeri yang terbuka, multilateral dan diversifikasi pada hubungan internasional.
Untuk menerapkan Kebijakan tersebut, Vietnam tidak hanya harus kuat dalam segi diplomasi melainkan juga kemampuan pertahanan. Lalu seberapa kuat kekuatan militer Vietnam?
Dikutip dari laporan yang dikeluarkan oleh Research and Market dengan judul Future of the Vietnamese Defense Industry-Market Attractiveness, Competitive Landscape and Forecasts to 2024, anggaran pertahanan Vietnam akan diproyeksikan meningkat dari tahun ini yang berkisar di angka 5.5 miliar dolar AS sampai 7.9 miliar dolar AS di tahun 2024.
Anggaran itu meningkat 9.43 persen pada tingkat pertumbuhan gabungan pertahun. Upaya peningkatan anggaran tersebut dalam rangka modernisasi militer yang difokuskan untuk mencegah Cina mengklaim wilayah sengketa di Laut Cina Selatan. Dalam hal ini Rusia sendiri akan menjadi penyokong alutsista terbesar atas negara ini.
Merespons atas militerisasi Cina di Laut China Selatan (LCS), Vietnam mencoba mengimbangi kekuatan dan kapabilitas militernya. Seperti meningkatkan kapabilitas sistem anti access area denia (A2/AD) termasuk kapal selam kelas pembunuh buatan Rusia yang dilengkapi dengan rudal anti-access, jika ditambah dengan Bastion-P yang ditempatkan di tepi laut Vietnam.
Vietnam berupaya membangun A2/AD yang dapat menjamin operasi militer Cina merasakan perlawanan sengit dan mematikan ketika memasuki zona ekonomi ekslusif Vietnam, demikian dilansir dari salah satu Artikel Derek Grossman, analis senior RAND.
Vietnam juga memperkuat angkatan lautnya dengan alutsista buatan Rusia seperti fregat kelas Gepard dan korvet Tarantul V. Serta untuk Angkatan Udara, negara ini melengkapi alutsistanya dengan Sukhoi Su-30MK2. Selain itu Vietnam juga telah memperluas kehadiran Coast Guard dan menghimpun pasukan regional.
Terdapat juga kapal paramiliter yang dilengkapi dengan gun turret dan para awak kapal yang membawa senapan untuk menegakkan hukum laut.
Lebih jauh lagi, berdasarkan laporan dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Vietnam merupakan negara dengan tingkat importir alutsista terbesar ke sepuluh dengan persentase share of arms import mencapai 2.5 persen dari tahun 2014 sampai 2018.
Bedasarkan 2020 Military Strength Ranking yang dikeluarkan oleh Global Fire Power, kekuatan militer berada di posisi 22 dengan power index mencapai 0.3559. Kekuatan militer Vietnam dapat dirinci seperti ini.
Total personel militer: 5.842.000
Total kekuatan udara: 293 (terdiri dari fighters hingga helikopter)
Tank: 2.615
Artileri: 1070
Kendaraan lapis baja: 2.530
Roket proyektor: 85
aset angkatan laut: 65
Editor: Yantina Debora