Menuju konten utama

Status Gunung Semeru Waspada Usai Keluarkan Awan Panas

BPBD Malang melaporkan Gunung Semeru mengeluarkan guguran awan panas hingga sejauh tiga kilometer, pada Senin (3/3/2020).

Status Gunung Semeru Waspada Usai Keluarkan Awan Panas
ILUSTRASI. Gunung Semeru mengeluarkan asap yang terlihat dari Penanjakan Dua di Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (19/8). Berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Semeru dalam status waspada, sehingga semua kegiatan pendakian tidak diperbolehkan sampai ke puncak Semeru (Mahameru). ANTARA FOTO/Umarul Faruq/foc/17.

tirto.id - Gunung Semeru mengeluarkan guguran awan panas hingga sejauh tiga kilometer sebagaimana yang dilaporkan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Subagyo melalui pesan digital, Senin (3/3) pukul 17.33 WIB.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo melalui keterangan tertulis yang diterima Tirto, Selasa (3/3/2020). Saat ini gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut masuk dalam level II (Waspada).

“Guguran awan panas teramati dengan amplitudo maksimal 23 milimeter dengan lama gempa hingga 540 detik,” demikian siaran pers tersebut.

Luncuran awan panas tersebut mengarah ke Besuk Kembar dan Besuk Bang dari pusat guguran dengan jarak kurang lebih 750 meter dari kawah utama.

Menurut Subagyo, fenomena alam tersebut sudah sering terjadi dan kondisi saat ini masih aman dan terkendali.

Kendati demikian, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan BPBD tetap mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas pada radius satu kilometer dan wilayah sekitar empat kilometer di sektor lereng selatan-tenggara yang menjadi jalur luncuran awan panas dari kawah utama.

Selain itu, masyarakat juga diharapkan agar selalu waspada terhadap potensi luncuran awan panas di Kawah Janggring Saloko agar kemudian fenomena alam tersebut tidak menjadi bencana.

Baca juga artikel terkait GUNUNG SEMERU ERUPSI atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Maya Saputri