tirto.id - Update terbaru kondisi Gunung Api Merapi dan Gunung Api Semeru pada Kamis, 9 Maret 2023, terpantau sama-sama masih berstatus Level III atau Siaga terhadap potensi kebencanaan.
Seperti dilaporkan laman resmi magma.esdm.go.id, pada hari ini untuk periode 06:00-12:00 WIB, Gunung Merapi mengalami 8 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-6 mm.
Selain itu, Gunung Merapi tercatat mengalami 21 kali gempa vulkanik dengan amplitudo 8-22 mm, serta 1 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 22 mm.
Sementara Gunung Semeru, tercatat 20 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 15-22 mm, dan 2 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 10-32 mm.
Berikut informasi lengkap tentang aktivitas Gunung Merapi dan Gunung Semeru pada hari ini, Kamis, 9 Maret 2023 berdasarkan pengamatan pukul 06:00-12:00 WIB.
Situasi Terkini Gunung Merapi
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api tertinggi di Indonesia yang masih aktif dengan ketinggian 2968 mdpl serta terletak mengelilingi Kabupaten/Kota Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah.
Pengamatan Visual
Berdasarkan pengamatan visualnya, melansir laman magma.esdm.go.id, Gunung Merapi tertutup Kabut 0-III dengan asap kawah yang tidak teramati. Sementara untuk cuacanya terpantau mendung dengan angin lemah hingga sedang mengarah ke timur.
Klimatologi
Di Gunung Merapi, pantauan klimatologinya menunjukkan cuaca mendung ditambah angin lemah hingga sedang yang mengarah ke timur. Suhu udara di Gunung Merapi diperkirakan berkisar 20–27 derajat Celcius dengan tekanan udara 874-920 mmHG.
Pengamatan Kegempaan
- 8 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-6 mm dan lama gempa 45.5-148.7 detik.
- 21 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 8-22 mm, S-P 0.5-1.2 detik dan lama gempa 7.2-11.3 detik.
- 1 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 22 mm, S-P 23.9 detik dan lama gempa 95.5 detik.
Rekomendasi
1. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
2. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
3. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar G. Merapi.
4. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Info Terkini Gunung Semeru
Masih mengutip laman magma.esdm.go.id, Gunung Semeru terletak mengelilingi Kab/Kota Lumajang, Malang, dan Jawa Timur dengan memiliki ketinggian mencapai 3676 mdpl.
Pengamatan Visual
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-II. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah utara.
Klimatologi
Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah utara. Suhu udara sekitar 21-28°C.
Pengamatan Kegempaan
- 20 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 15-22 mm, dan lama gempa 55-110 detik.
- 2 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 10-32 mm, S-P 24-34 detik dan lama gempa 80-164 detik.
Rekomendasi
1. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
2. Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
3. Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Alexander Haryanto