tirto.id - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono, menjelaskan, University of Stanford bukan membangun kampus, tetapi dalam rangka pembangunan lemba riset. Hal tersebut disampaikan Bambang usai mengikuti Rapat Terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Rabu (13/3/2024).
"Jadi kita mulai dari riset dan untuk riset ini kita bekerjasama dengan alumni Stanford," kata Bambang.
Bambang mengakui pembangunan pusat riset dapat menjadi langkah awal kerja sama antara IKN dengan Stanford.
"Intinya kita ingin membangun pusat riset dulu, karena kalau mau membangun universitas butuh banyak hal," kata dia.
Sementara itu, dia menuturkan tidak hanya Stanford yang akan membangun pusat riset. Beberap lembaga lain yang akan ikut ambil andil dalam pembangunan lembaga pendidikan di IKN.
"Segera setelah gedungnya itu jadi dan tidak hanya Stanford yang akan membangun ada beberapa universitas lain yang akan ikut membangun juga," kata dia.
Bambang mengungkapkan keberadaan IKN dapat menunjang produktivitas riset bagi para peneliti dan civitas akademika dari berbagai kampus ternama.
"Nanti kita akan fokus riset center walaupun ada beberapa universitas yang akan membangun universitas nanti pada waktunya kita siap," kata dia.
Untuk diketahui, Tiga universitas ternama di Australia akan membuka cabang di Indonesia. Diantaranya yaitu Western Sydney University, Deakin University dan Central Queensland University.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menuturkan Western Sydney University akan buka di Surabaya, Jawa Timur, Deakin University akan buka di Bandung, Jawa Barat, dan Central Queensland University akan buka di Balikpapan, Kalimantan Timur.
"Central Queensland University akan juga dibuka di Balikpapan dan Ibu Kota Nusantara [IKN],” kata Airlangga dalam media briefing di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Selain tiga kampus tersebut, Stanford University yang akan membangun kampusnya di IKN juga menjadi bagian dari upaya pemerintah mendongkrak kualitas pendidikan di dalam negeri. Airlangga menuturkan, Indonesia membutuhkan perguruan tinggi kelas satu di Indonesia. Alasannya, karena top perguruan tinggi di Tanah Air hanya mentok pada ranking di atas 200 di dunia.
"Oleh karena itu kemarin waktu Pak Presiden ke Amerika, Stanford University juga akan masuk ke Indonesia termasuk di IKN, lalu kemarin dengan Central Queensland University,” ungkap Airlangga.
Dalam mendukung keberlangsungan pendidikan di Indonesia yang berkualitas, Airlangga juga tidak keberatan universitas yang akan membangun kampusnya di Indonesia juga ‘mengimpor’ profesornya untuk mengajar.
"Karena ini diharap, kalau misal profesornya mengajar di Indonesia maka lebih banyak lagi anak Indonesia yang bisa belajar, dibanding sistem sekarang hanya keluarga tertentu atau middle up yang menikmati pendidikan di luar negeri,” kata dia.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Intan Umbari Prihatin