Menuju konten utama

Sri Mulyani Ungkap Skenario RI Lolos Resesi di Semester II 2020

Menkeu Sri Mulyani mengungkap skenario bagaimana perekonomian Indonesia bisa lolos dari resesi pada semester II 2020.

Sri Mulyani Ungkap Skenario RI Lolos Resesi di Semester II 2020
Menkeu Sri Mulyani (kiri) bersama Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (24/6/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap skenario bagaimana perekonomian Indonesia bisa selamat pada semester II 2020.

Sri Mulyani menjelaskan ekonomi selama pada Q3 dan Q4 nanti bisa tumbuh positif dengan catatan penanganan COVID-19 berjalan dengan baik dan pemulihan ekonomi berjalan sesuai rencana.

“Kalau penanganan efektif dan berjalan seiring pembukaan aktivitas ekonomi. Maka kondisi ekonomi bisa recovery dengan Q3 dengan positif growth 0,4 persen dan pada Q4 akan akselerasi ke 3 persen,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers di istana negara, Selasa (28/7/2020).

Jika perkiraan Sri Mulyani benar maka Indonesia bisa lolos dari resesi teknikal seperti yang sudah dialami Singapura dan Korea Selatan. Dalam hal ini tidak mengalami pertumbuhan minus dua kuartal berturut-turut.

Sri Mulyani mengatakan jika skenario itu bisa dicapai, efeknya tidak hanya positif bagi semester II 2020. Ia menyatakan pertumbuhan ekonomi setahun penuh selama 2020 juga akan ikut terkerek dan bisa berakhir positif.

“Sehingga ekonomi bisa tumbuh positif di atas nol persen di 2020,” ucap Sri Mulyani.

Sementara itu, pada semester II 2020 nanti, sejumlah kalangan masih berpandangan periode itu akan tetap sulit. Pasalnya, jumlah kasus baru harian COVID-19 masih berada di kisaran 1.000.

Belum lama ini, pemerintah juga mencatat berbagai kemunculan klaster baru di perkantoran swasta dan lembaga pemerintahan seiring dengan pelonggaran pembatasan sosial yang diharapkan bisa menggenjot ekonomi.

Bank Indonesia sempat memperkirakan pertumbuhan minus atau kontraksi di Q2 2020 diperkirakan tetap berlanjut hingga Q3 2020. Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Juda Agung, Kamis (23/7/2020) mengatakan kontraksi Q2 akan berlanjut di Q3.

“Pertumbuhan di Q3, perkiraan dari BI, ada kemungkinan masih negatif,” ucap Juda seperti dikutip dari Antara.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Hard news
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri